Tiap Tahun 400 Ribu Warga Thailand Meninggal Akibat Penyakit Tak Menular

Penyakit tak menlur seperti kardiovaskular, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, dan kesehatan mental.

Makan sehat adalah kunci terhindar dari penyakit tidak menular


Suarathailand- Masyarakat harus tahu cara mengonsumsi makanan sehat dengan benar untuk mengurangi risiko terkena penyakit tidak menular (PTM), demikian disampaikan Yayasan Promosi Kesehatan Thailand (ThaiHealth).

Pernyataan tersebut disampaikan setelah Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mengindikasikan bahwa hampir 282 juta orang di 59 negara menghadapi kelaparan dan kurangnya akses terhadap makanan sehat akibat perubahan iklim dan krisis ekonomi.

Organisasi tersebut mengatakan bahwa lebih dari 36 juta anak berusia di bawah lima tahun menghadapi kekurangan gizi, dan dua pertiganya tinggal di Asia.

ThaiHealth menunjukkan masih ada masyarakat kurang mampu di Thailand yang tidak dapat mengakses makanan sehat dan kurang pengetahuan tentang cara mengonsumsi makanan dengan benar, sehingga berisiko terkena PTM.

Masyarakat kurang mampu di kota-kota lebih menderita kelangkaan pangan daripada mereka yang tinggal di daerah pedesaan, kata wakil CEO yayasan tersebut, Pairoj Saonuam.

Ia menunjukkan PTM, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, dan kesehatan mental, telah membunuh 400.000 orang Thailand setiap tahunnya, yang mengakibatkan kerugian ekonomi dan sosial sebesar 1,6 triliun baht.

Untuk mengatasi risiko PTM, Pairoj menekankan masyarakat harus menyeimbangkan pola makan, meningkatkan konsumsi sayur dan buah, membersihkan sayuran untuk mengurangi bahan kimia, dan mengonsumsi hanya 4 gram makanan manis sehari.

ThaiHealth akan terus berkampanye untuk mengurangi konsumsi makanan asin, imbuhnya.

Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Thailand, Suchira Banluesin, mengatakan bahwa ketimpangan dalam mengakses makanan telah meningkatkan risiko kekurangan gizi dan PTM,

“Masyarakat berpenghasilan rendah lebih menyukai makanan dengan kadar gula, lemak, dan natrium yang tinggi karena mudah diakses,” jelasnya. “Di sisi lain, makanan sehat sulit diakses karena harganya yang mahal, sehingga masyarakat terpaksa mengonsumsi makanan olahan.”

Ia menghimbau instansi terkait untuk berkolaborasi dalam membantu masyarakat mengakses pangan sehat, seperti mendorong sektor pertanian dan perdagangan untuk memproduksi pangan bergizi tinggi, menggunakan kebijakan perpajakan, memberikan subsidi, dan meningkatkan kesadaran.

Share: