Airlangga Sebut Tarif 19% AS untuk Indonesia Lebih Kecil dari Anggota ASEAN Lain

Tarif impor AS terhadap produk dari Vietnam dan Filipina mencapai 20 persen, Malaysia dan Brunei 25 persen, Kamboja dan Thailand 36 persen, serta Myanmar dan Laos 40 persen.


Jakarta, Suarathailand- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa kesepakatan tarif impor sebesar 19 persen yang disepakati antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dibandingkan negara-negara anggota ASEAN lainnya.

"Angka itu sudah final dan binding. Kalau kita lihat, angka-angka itu adalah yang paling rendah dibandingkan dengan negara anggota ASEAN lainnya," ujar Airlangga, usai menghadiri sosialisasi tarif AS bersama para asosiasi pengusaha, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin.

Sementara, tarif impor AS terhadap produk dari Vietnam dan Filipina mencapai 20 persen, Malaysia dan Brunei 25 persen, Kamboja dan Thailand 36 persen, serta Myanmar dan Laos 40 persen.

Tarif Indonesia juga lebih kompetitif dibandingkan negara-negara pesaing utama dalam ekspor tekstil dan produk tekstil, seperti Bangladesh (35 persen), Sri Lanka (30 persen), Pakistan (29 persen), dan India (27 persen).

Lebih lanjut soal penetapan bea masuk 0 persen terhadap produk asal AS, Airlangga menjelaskan bahwa berdasarkan buku tarif bea masuk Most Favoured Nation (MFN) di kepabeanan, terdapat 11.555 pos tarif atas produk AS.

Dari jumlah tersebut, sebenarnya sekitar 12 persen di antaranya sudah dikenakan tarif nol persen. Sementara sekitar 47 persen pos tarif memiliki bea masuk mendekati 5 persen.

"Jadi Amerika Serikat sebetulnya sudah dapat 60 persen (produknya) di bawah (tarif) 5 persen," ujar Airlangga pula.

Dengan adanya perjanjian baru ini, kata Airlangga lagi, Indonesia bakal memperluas cakupan produk yang mendapat tarif nol persen, mengikuti praktik yang sudah dilakukan dalam berbagai perjanjian perdagangan komprehensif (CEPA) dengan negara lainnya.

"Maka Amerika Serikat kita perluas mayoritas menjadi nol persen, dan ini sudah kita berikan kepada CEPA yang lain. Apakah itu dengan ASEAN FTA, apakah itu dengan ASEAN-China FTA, kemudian juga dengan CEPA Uni Eropa, kemudian dengan Kanada, dengan Australia, Selandia Baru, dengan Jepang. Itu seluruhnya juga kita sudah memberikan mayoritas mendekati nol (persen)," katanya lagi.

Adapun dalam kesepakatan terbaru dengan AS, selain penetapan tarif sebesar 19 persen, kedua negara juga menyepakati sejumlah komitmen dagang. Komitmen tersebut meliputi pembelian energi dari AS senilai 15 miliar dolar AS, produk pertanian sebesar 4,5 miliar dolar AS, serta pembelian 50 unit pesawat Boeing, mayoritas tipe Boeing 777, oleh Garuda Indonesia.

Share: