Pasar terbesar untuk durian Thailand adalah China. China mengimpor durian Thailand senilai lebih dari $2,49 miliar pada tahun 2020.
Menurut laporan media Thailand, wilayah penanaman durian utama Thailand Timur akan segera memulai musim panennya. Namun, karena pandemi COVID-19, peraturan ketat diberlakukan di provinsi timur Chanthaburi, Rayong dan Trat yang memengaruhi ekspor semua buah, terutama durian.
Pasar terbesar untuk durian Thailand adalah China. China mengimpor durian Thailand senilai lebih dari $2,49 miliar pada tahun 2020.
Dalam upaya untuk meningkatkan kepercayaan terhadap durian Thailand di kalangan konsumen di China - serta di seluruh dunia - biro perdagangan Thailand telah merekomendasikan bahwa eksportir buah menerapkan serangkaian tindakan, termasuk mendisinfeksi buah-buahan dan membubuhkan label “No-COVID-19”, serta mengizinkan pihak berwenang China untuk mengaudit budidaya, pengemasan, dan pengiriman durian.
Sejak awal pandemi, Tiongkok telah menerapkan tindakan karantina yang ketat untuk produk durian Thailand yang diimpor. Sebelum mengekspor ke Tiongkok, eksportir durian harus terlebih dahulu menyerahkan sertifikat Praktik Pertanian yang Baik dan Praktik Manufaktur yang Baik kepada otoritas bea cukai Tiongkok dan mengajukan permohonan sertifikat Departemen Pertanian.
Durian yang disetujui untuk ekspor kemudian menerima nomor seri Departemen Pertanian untuk memfasilitasi penelusuran sumber jika terjadi kontaminasi.
Pengaruh prosedur bea cukai yang rumit ini terhadap ekspor durian Thailand sudah dapat diamati. Saat ini, kurang dari 50% dari total produksi durian Thailand Selatan diekspor dan harga beli turun 25%, seperti harapan banyak eksportir durian. Jika tindakan mitigasi tidak dilakukan, Thailand bagian timur akan segera melihat efek serupa pada ekspor duriannya.
Direktur Pusat Studi Perdagangan Internasional Kamar Dagang Universitas Thailand, Dr. Aat Pisanwanich, baru-baru ini berpartisipasi dalam wawancara yang membahas dampak pandemi COVID-19 pada perdagangan durian Thailand dengan Tiongkok. Pisanwanich menjelaskan impor durian China telah menurun sebagai akibat dari pandemi tersebut, menyebabkan meningkatnya kekhawatiran di kalangan petani dan pedagang durian Thailand.
China tidak menghentikan impor duriannya, meskipun telah memperkuat tindakan karantina yang berdampak langsung.
Pada kenyataannya, China tidak menghentikan impor duriannya, meskipun telah memperkuat tindakan karantina yang berdampak langsung.
Pisanwanich memperkirakan Thailand akan memanen 1 juta metrik ton durian pada tahun 2021, meningkat dari 500.000–700.000 ton yang diproduksi pada tahun 2020.
Durian adalah produk buah utama Thailand, yang sebagian besar diekspor ke China setiap tahun.
Menurut data bea cukai, ekspor durian Thailand ke China pada tahun 2020 menunjukkan peningkatan nilai yang besar dan penurunan kuantitas yang kecil.
Sepanjang tahun ini, Thailand mengekspor durian senilai $ 2,51 miliar ke China yang memecahkan rekor, meningkat dari durian senilai $ 1,70 miliar yang diekspor pada tahun sebelumnya.
Di saat yang sama, volume ekspor turun dari 604.000 ton menjadi 576.000 ton, penurunan tahun ke tahun sebesar 4,6%.
Dengan demikian, peningkatan nilai ekspor durian yang eksplosif terutama disebabkan oleh kenaikan harga satuan yang substansial. Akibat dampak pandemi tersebut, laju ekspor durian melambat secara signifikan pada paruh kedua tahun ini.
Dua kuartal pertama melihat nilai ekspor gabungan lebih dari $ 1,64 miliar, sedangkan dua kuartal kedua hanya menghasilkan $ 868 juta. Pada bulan Desember, Thailand mengekspor 7.143 ton durian dengan nilai total $ 38,4 juta, terendah sepanjang tahun.
Permintaan durian yang meningkat di China dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong petani Thailand untuk mulai meningkatkan area penanaman durian, bahkan seringkali dengan mengorbankan tanaman utama lainnya.
Menurut Kantor Ekonomi Pertanian Thailand, produksi durian Thailand Selatan diperkirakan meningkat 22% dibandingkan tahun lalu. (Producereport)
