Islam dan Buddha Beda Kepercayaan Tetapi Tidak Mengajarkan Saling Benci

Masyarakat di tiga provinsi Selatan Thailand dan empat kabupaten di Provinsi Songkla yang beragama Buddha atau Islam pernah hidup bersama secara damai selama ratusan tahun. Seperti masyarakat keturunan Buddha di Kecamatan Piten Kabupaten Mayo, Kecamatan Piya Kabupaten Yaring, Kecamatan Sai Khao Kabupaten Khok Pho Provinsi Pattani. Mereka hidup berdampingan  dan tidak pernah ada masalah dengan keturunan Melayu yang beragama Islam.

Kehidupan bersama yang rukun dan penuh saling pengertian adalah gambaran yang mengesankan, tidak hanya mempengaruhi kondisi mental yang baik, juga memiliki dampak positif pada kehidupan ekonomi secara keseluruhan.

Persoalan agama adalah masalah yang cukup sensitif, dapat menyebabkan konflik di antara pemeluk agama bila tidak bersikap dewasa. Umat Islam percaya dan beriman pada Allah karena Islam adalah agama yang percaya dan beriman pada Tuhan. Dan ini berbeda dengan konsep Ketuhanan dalam Buddha. Banyak orang berpikir bahwa kedua agama ini tidak akan saling memahami. Tetapi pikiran tersebut salah. Ketika umat kedua agama saling menghargai dan menghormati keyakinan masing-masing, kedua agama bisa hidup damai bersama.

Dalam kehidupan bermasyarakat, kedua agama tidak melarang untuk berhubungan dalam jual-beli. Kedua umat beragama bisa menjalin bisnis satu sama lain. Dalam soal keyakinan, Alquran mengajarkan untuk saling menghormati. Dalam Alquran disebutkan "Tidak ada paksaan untuk memeluk Islam" (Al- Baqarah; 256). Ayat ini menunjukkan Islam telah menempatkan aturan yang jelas pada kebebasan beragama. Islam tidak melarang umat yang berbeda agama untuk saling bekerja sama.

 Baru-baru ini muncul masalah terkait persoalan agama di sejumlah daerah di Thailand Selatan. Sejumlah orang mencoba membuat kesenjangan dengan menyebut muslim tidak boleh menjalin hubungan atau bekerja sama dengan umat agama lain. Mengklaim paling benar dan yang lain salah. Ini merupakan interpretasi yang salah dan dapat menyebabkan konflik di wilayah

Seorang guru berkata: ... Tentu saja, Tuhan mencintai mereka yang percaya kepada-Nya dan tidak menyukai mereka yang tidak percaya kepada-Nya. Tetapi Tuhan tidak menyuruh membenci mereka yang tidak percaya kepada Islam. Islam menyuruh saling mengasihi antar sesama muslim dan menebarkan kasih  kepada semua manusia.

Adapun masalah jihad, harus dilihat konteksnya. Jihad terjadi bila ada pihak yang menyerang Islam dan menyerang umat Islam. Thailand adalah negara yang memungkinkan semua agama untuk hidup dalam segala hal tanpa diskriminasi agama. Islam tidak mempromosikan kekerasan apalagi menyerang kelompok lain. Seperti terlihat pada ketentuan kebebasan beragama yang menunjukkan rasa hormat terhadap perbedaan seperti disebut dalam Alquran "Tidak ada paksaan dalam beragama" (Al-Quran 2: 256) dan "Bagimu agamamu dan bagiku adalah agamaku "(Al-Quran 109: 6).

Islam mengajarkan umatnya untuk menganut agama mereka sendiri. Pada saat yang sama, juga menghormati agama lain. Bahkan dengan yang berbeda agama pun dianjurkan bekerja sama dalam kebaikan.

Pernah ada yang bertanya bisakah umat Islam memberikan makanan kepada biksu? Dalam hal ini harus dilihat konteksnya. Bila memberi makan pada biksu ingin dapat balasan surga setelah dia meninggal, kepercayaan seperti ini tidak bisa dilakukan umat islam. Tetapi bila dilihat dari konteks sebagai sesama manusia, memberi makan biksu karena di komunitas itu tidak ada umat Buddha sama sekali, memberi makanan merupakan kebajikan. Bahkan bisa berdosa bila membiarkan biksu (manusia) kelaparan tanpa makanan.

Islam mengajarkan "Nabi Muhammad Saw diutus ke dunia untuk menyebarkan kasih sayang pada umat manusia". Karena itu, Islam tidak mengajarkan umatnya untuk berbagi kasih sayang kepada orang-orang dari agama yang sama saja. Tetapi harus murah hati untuk semua orang, termasuk semua yang diciptakan Tuhan. Sesama manusia harus menghormati dan saling membantu karena islam mengajarkan bahwa "Melayani orang lain dianggap melayani Tuhan”.

Tulisan ini ditujukan untuk kedua pemeluk agama agar memiliki kesempatan untuk saling memahami. Menutup jalan yang bisa mengarah pada penghinaan terhadap agama lain dan konflik. Hidup dalam damai di tanah yang sama merupakan anugerah tidak terhingga dan harus dijaga.

Share: