Respon Perintah Jokowi, Daerah Mulai Ramai Budidaya Sorgum Gantikan Gandum

Sejumlah daerah di Jawa Tengah langsung menyiapkan lahan seluas 120 hektare di tiga kabupaten untuk sorgum. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan daerah mengembangkan budidaya sorgum sebagai pengganti gandum. Langkah ini sebagai respon untuk mengantisipasi krisis pangan di masa depan.

Merespon perintah Jokowi, sejumlah daerah di Jawa Tengah langsung menyiapkan lahan seluas 120 hektare di tiga kabupaten untuk sorgum. 

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Supriyanto, menyebut proyek ini sepenuhnya dibiayai APBN.

“Di Kabupaten Wonogiri ada 50 hektare sudah tanam Juli, panen September atau awal Oktober, dan yang 10 hektare di bulan Agustus. Di Kabupaten Sukoharjo tanam 20 hektar di bulan Agustus. Kemudian 40 hektare di Kabupaten Cilacap, tanam Oktober tahun ini," kata Supriyanto.

Tahun depan, Jawa Tengah menerima tawaran penanaman sorgum di lahan seluas 25 ribu hektare.

Sorgum sebenarnya bukan komoditas baru bagi petani Jawa Tengah. Selama ini, di sejumlah titik budidayanya swadaya petani sudah berjalan, seperti Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Wonogiri. 

Hanya saja semua masih terbatas, karena pasarnya pun selama ini terbatas. Mayoritas diserap oleh mereka yang mengidap diabetes. Untungnya, harga jualnya cukup tinggi, mencapai Rp40 ribu per kilogram.

Selain itu ketiadaan alat pascapanen, membuat sorgum hanya dijual selayaknya beras, dan belum diolah menjadi tepung.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan panen sorgum di Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur  pada 22 Agustus lalu. 

Syahrul menekankan bahwa sorgum adalah komoditas penting yang bisa digunakan sebagai bahan makanan pengganti gandum.

"Kalau begitu kenapa kita lupakan sorgum. Padahal ini juga bisa untuk mie, bisa untuk makanan lain. Kita berharap sorgum ini sebagai tanaman asli Indonesia di mana tidak membutuhkan air yang banyak, pemupukannya hampir 50 persen dan tentu saja selain buahnya, batangnya juga bisa untuk gula, daunnya bisa untuk makanan ternak,”ujar Syahrul dalam keterangan resmi kementerian.

Syahrul mengajak petani mengembangkan sorgum selayaknya bahan makanan strategis lainya. Dia bahkan menjanjikan berbagai dukungan, termasuk garansi institusi kepada perbankan. 

Mentan  berharap dari 200 hektare yang saat ini ada, sorgum dikembangkan hingga 3.000 hektare, dan di tahap selanjutnya menjadi 10 ribu hektare.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Suwandi menyebut sorgum sebagai komoditas unggulan Indonesia, batang, daun dan akarnya bisa dimanfaatkan.

"Artinya ini zero waste, daun, batang dan buahnya bisa dimanfaatkan. Sorgum juga merupakan tanaman toleran terhadap kekeringan dan tidak memerlukan banyak air selama pertumbuhannya. Sorgum bahkan dilakukan pemanenan berulang kali, dalam satu kali periode tanam,” kata Suwandi. (kementan)


Share: