Umat Buddha, Kristen, dan Islam Bersatu Menentang RUU Kasino Thailand

Umat beragama mendesak pemerintah Thailand untuk mencabut RUU kasino dengan peringatan tentang kemerosotan moral dan konsekuensi sosial yang serius. 


Bangkok, Suarathailand- Empat organisasi keagamaan besar di Thailand bersama-sama meminta pemerintah untuk mencabut RUU kontroversial yang berupaya melegalkan kasino, dengan peringatan tentang dampak buruknya terhadap moralitas publik dan tatanan sosial bangsa.

Penentuan Berbasis Agama terhadap RUU Kompleks Hiburan

Dalam sikap yang bersatu, Asosiasi Buddha Thailand di bawah Perlindungan Kerajaan (BATR), Institut Wasatiyyah untuk Perdamaian dan Pembangunan (WIPD) dari Kantor Sheikhul Islam, Gereja Kristus di Thailand (CCT), dan Konferensi Uskup Katolik Thailand (CBCT) mengeluarkan pernyataan yang mengecam apa yang disebut RUU kompleks hiburan.

Setiap kelompok menyatakan mencakup hal-hal mendalam tentang konsekuensi moral, etika, dan sosial dari legalisasi kasino di Thailand.


Uskup Katolik Mengingatkan Kejahatan dan Kerusakan Sosial

Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada 3 April, CBCT menyatakan penolakan keras terhadap RUU tersebut, dengan menyatakan bahwa kasino legal akan menyebabkan kerugian yang meluas bagi masyarakat Thailand.

CBCT memperingatkan kecanduan judi menyebabkan utang dan, akibatnya, peningkatan kejahatan, termasuk pencucian uang dan perdagangan manusia. Organisasi tersebut mendesak pemerintah untuk mengutamakan nilai-nilai moral dan kesejahteraan sosial di atas potensi keuntungan ekonomi.


Gereja Kristus di Thailand Mengutip Penentangan Alkitab terhadap Perjudian

Pada tanggal 4 April, CCT, denominasi Protestan terbesar di Thailand, merilis pernyataan yang menyoroti larangan Alkitab terhadap perjudian.

CCT sangat menentang RUU tersebut, mendesak Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra, Kabinet, dan semua partai politik untuk menolak atau menariknya dari Parlemen. Pernyataan tersebut memperingatkan bahwa melegalkan kasino akan mengikis etika publik dan menyebabkan peningkatan masalah sosial.

Pernyataan tersebut juga menekankan bahwa pembangunan nasional harus selaras dengan etika dan moralitas yang baik—bukan didorong oleh keuntungan dari industri yang buruk.

Asosiasi Buddha Menyebutkan Kekhawatiran Etis dan Historis

Dalam pernyataan yang dirilis pada 6 April, BATR memperingatkan RUU legalisasi bertentangan dengan ajaran Sang Buddha. Asosiasi tersebut merujuk pada revisi ajaran Buddha oleh Raja Rama I sebagai prinsip dasar pembangunan dan keinginan nasional.

BATR berpendapat bahwa Thailand dapat membangun perekonomian yang mandiri tanpa bergantung pada pendapatan kasino dan menegaskan kembali penentangannya yang kuat, bersama dengan organisasi Buddha lainnya di seluruh negeri.


Institut Islam Menyebut Perjudian sebagai Dosa Besar

Pada tanggal 6 April, WIPD dari Kantor Sheikhul Islam mengeluarkan pernyataan yang mengutuk perjudian sebagai dosa besar berdasarkan ajaran Islam.

WIPD memperingatkan perjudian menyebabkan penderitaan tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat. Pernyataan tersebut menggambarkan perjudian dengan meningkatnya korupsi, kejahatan ekonomi, pencucian uang, dan bahkan kejahatan kekerasan.

Lembaga tersebut meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali RUU tersebut, dengan menekankan bahwa manfaat ekonomi tidak akan lebih besar daripada biaya sosial.

Share: