Indonesia Pilih Jet F-16 EDA Daripada Jet Tempur Viper

Pesawat F-16 sudah memperkuat TNI AU sejak Desember 1989.

Sebagai tulang punggung TNI AU, jet tempur F-16 harus memiliki tingkat Readiness tinggi.

Maka perawatan F-16 TNI AU harus rutin serta berkesinambungan.

Bersama T-50i, F-16 TNI AU merupakan jet tempur workhorse untuk menjaga kedaulatan Indonesia.

F-16 sendiri sudah memperkuat TNI AU sejak Desember 1989

Melalui program Peace Bima Sena pada tahun 1989 mulai berdatangan F-16 A/B ke Indonesia.

Mereka langsung dimasukkan ke Skadron 3 TNI AU di Lanud Iswahjudi.

Namun F-16 TNI AU pernah mengalami masa suram dimana embargo militer Amerika Serikat (AS) membuatnya tak bisa opersional secara maksimal.

1995-2005 baru embargo dari AS dicabut, F-16 mulai terbang lagi walau secara teknologi seri A/B sudah ketinggalan.

Geopolitik di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur berubah, pengaruh China yang begitu kuat dengan klaim Nine Dash Line malah memberikan efek positif kepada F-16 TNI AU.

Pada 2014, AS melakukan hibah F-16 Block 52ID kepada Indonesia sebanyak 24 unit melalui program Peace Bima Sena II.

Dugaan hibah ini ialah untuk membendung pengaruh China sekaligus agar Indonesia tak terlalu condong ke Beijing.

Untuk menggaet lagi agar Indonesia dekat dengan Washington, AS kemudian menawarkan jet tempur F-15 Eagle II ke TNI AU.

AS juga menawarkan F-16 Viper serta fasilitas perawatan dan upgrade Fighting Falcon bisa akan diberikan kepada TNI AU.

"Maka AS memutuskan untuk memberikan fasilitas eMLU kepada Indonesia, ini hal yang langka karena tidak semua negara operator F-16 mendapatkan akses fasilitas ini.

Seperti Taiwan enhanced Mid Life Upgrade program hanya diberikan kepada negara yang AS anggap penting untuk menjaga kepentingan di wilayahnya, fasilitas eMLU ini juga dapat meningkatkan standar F-16 Block 15 mencapai standar minimal Block 50/52," tulis @FMP seperti dikutip zonajakarta.com, Selasa 24 Agustus 2021.

F-15 sendiri disodorkan oleh AS agar TNI AU membatalkan niatannya membeli Su-35.

"Tidak hanya itu saja, AS pada tahun 2019 secara informal menawarkan F-15 Eagle II sebagai jaminan agar Indonesia tidak membeli Su-35," ujar @FMP.

Rencananya F-15 akan dibeli Indonesia sebanyak 18 unit.

"Sementara itu, untuk rencana pembelian F-15 Eagle II, dari pembicaraan yang berkembang diperkirakan akan diambil sebanyak 18 unit, karena dengan kombinasi 36 Rafale sudah dianggap ideal untuk mode peperangan terkini yang ditandai dengan sistem perang terkoordinasi, elektronika dan komunikasi antar matra," tulis @FMP.

Namun rupanya TNI AU menolak membeli F-16 Block 72 Viper.

Alasannya ialah dengan fasilitas eMLU, F-16 TNI AU kemungkinan besar bisa diupgrade ke varian Viper.

"Alasan di atas menjadi dasar mengapa Menteri Luar Negeri Indonesia di Washington DC kemarin (4/8) dengan US Secretary of State, Indonesia menyatakan posisi lebih memilih untuk hibah F-16 EDA dari AS alih-alih membeli F-16 Viper, karena Indonesia sudah memiliki fasilitas eMLU," jelas @FMP.



Share: