Sekretaris PBB juga mengakui peran Thailand dalam keamanan regional, membahas perjanjian damai negara tersebut dengan Kamboja dan posisi uniknya terkait Myanmar.
PBB, Suarathailand- Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Ibu Suri Ratu Sirikit, menyebutnya sebagai "kerugian besar" bagi Thailand.
Beliau memuji Thailand atas perannya sebagai tuan rumah Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (UN-ESCAP), dan menyebutnya sebagai pusat vital dalam mendorong Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Sekretaris PBB juga mengakui peran Thailand dalam keamanan regional, membahas perjanjian damai negara tersebut dengan Kamboja dan posisi uniknya terkait Myanmar.
António Guterres menyebut wafatnya Ratu Sirikit sebagai "kerugian besar" bagi Thailand, sekaligus memuji sentralitas Bangkok dalam UN-ESCAP dan upaya SDG regional.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres bertemu dengan Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul pada hari Minggu di KTT ASEAN ke-47, memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Yang Mulia Ibu Suri Ratu Sirikit.
Menurut pernyataan yang disampaikan oleh juru bicara Perdana Menteri, Siripong Angkasakulkiat, Guterres menyebut wafatnya Ibu Suri sebagai "kerugian besar bagi Thailand".
Sekjen PBB juga memuji peran berkelanjutan Thailand sebagai tuan rumah UN-ESCAP (Komisi Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Asia dan Pasifik) di Bangkok, dan menggambarkannya sebagai pusat vital untuk mendorong agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di seluruh kawasan Asia-Pasifik.
Dalam diskusi bilateral mereka di Pusat Konvensi KLCC, kedua pemimpin membahas masalah keamanan regional, dengan fokus pada perjanjian damai terbaru antara Thailand dan Kamboja.
Perdana Menteri Anutin menegaskan kepada Sekretaris Jenderal bahwa Deklarasi Bersama yang ditandatangani dengan Kamboja menegaskan keinginan Thailand untuk berdamai sebagai negara tetangga, tetapi menekankan perlunya perlindungan kedaulatan Thailand dan jaminan keamanan publik yang berkelanjutan.
Perdana Menteri menegaskan kembali syarat-syarat yang diperlukan agar perdamaian sejati dapat terwujud: penarikan senjata berat, pembersihan ranjau, dan tindakan keras terhadap ancaman dan penipu daring.
Ia mencatat bahwa kemajuan dalam isu-isu spesifik ini merupakan jalan menuju penyesuaian hubungan dengan Kamboja.
Guterres menyatakan dukungannya, dan sepakat bahwa isu perbatasan merupakan isu yang kompleks dan membutuhkan kepatuhan terhadap hukum internasional dan metode damai.




