Infeksi tersebut ditemukan pada bebek dari Camaligan, Camarines Sur, yang menandai jenis flu burung terbaru yang mencapai negara tersebut.
Manila, Suarathailand- Filipina telah mendeteksi kasus pertama flu burung jenis H5N9, menurut laporan yang dirilis Rabu (7 Mei) oleh Biro Industri Hewan (BAI). Infeksi tersebut ditemukan pada bebek dari Camaligan, Camarines Sur, yang menandai jenis flu burung terbaru yang mencapai negara tersebut.
Departemen Pertanian (DA), yang mengawasi BAI, mengonfirmasi bahwa uji laboratorium menunjukkan hasil positif untuk virus Subtipe A H5N9 yang sangat patogen.
Meskipun jenis tersebut diketahui menyebar dengan cepat dan menyebabkan penyakit parah pada burung, DA menyatakan bahwa virus tersebut hanya menimbulkan risiko rendah bagi manusia kecuali jika terjadi paparan yang lama dan berulang.
Virus H5N9 pertama kali diidentifikasi di Amerika Serikat awal tahun ini, dan diyakini sebagai mutasi dari jenis flu burung yang beredar sebelumnya. Di Filipina, ternak lokal telah terinfeksi oleh varian lain, termasuk H5N1, H5N2, dan H5N6.
Wabah terakhir yang tercatat terjadi pada bulan Januari dan melibatkan strain H5N2 di Camarines Norte, yang memengaruhi 15 dari 428 bebek pekarangan, menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia.
Menanggapi kasus terbaru, BAI telah meluncurkan upaya penanggulangan segera di Wilayah Bicol. Ini termasuk penegakan karantina, pemusnahan unggas yang terinfeksi, peningkatan pengawasan, dan koordinasi dengan unit pemerintah daerah dan Departemen Kesehatan untuk memantau kemungkinan penularan pada manusia.
DA menambahkan bahwa tindakan pengendalian penyakit yang diperluas sedang dilakukan dalam radius 1 kilometer dan 7 kilometer dari lokasi wabah. Ini termasuk pembersihan dan disinfeksi menyeluruh untuk mengekang penyebaran virus lebih lanjut.
Pada tanggal 25 April, flu burung terus memengaruhi empat wilayah dan delapan provinsi, termasuk Kalinga, Benguet, Pampanga, Nueva Ecija, Tarlac, Bataan, Bulacan, Laguna, dan Manila.
Filipina pertama kali melaporkan flu burung pada tahun 2005 selama gelombang infeksi unggas global. Philippine Daily Inquirer