Secara khusus, penelitian yang dilakukan para peneliti dari University of Texas Health San Antonio-USA mengungkap potensi diet keto dalam mempercepat penuaan organ vital seperti jantung dan ginjal.
Diet ketogenik, umumnya dikenal sebagai diet keto, telah mendapatkan popularitas luar biasa karena kemanjurannya dalam menurunkan berat badan dengan cepat.
Awalnya diet ini dikembangkan sebagai pengobatan epilepsy. Diet ini melibatkan asupan tinggi lemak dan pengurangan karbohidrat secara signifikan. Meskipun banyak orang mencapai hasil penurunan berat badan yang diinginkan melalui diet ini, penelitian terbaru menunjukkan efek jangka panjangnya mungkin tidak memberikan manfaat seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Secara khusus, penelitian yang dilakukan para peneliti dari University of Texas Health San Antonio-USA mengungkap potensi diet keto dalam mempercepat penuaan organ vital seperti jantung dan ginjal.
Diet keto terutama berfokus pada distribusi makronutrien yang lebih menyukai lemak, dengan asupan tipikal terdiri dari 55 hingga 60% kalori dari lemak, 30 hingga 35% dari protein, dan hanya 5 hingga 10% dari karbohidrat.
Hal ini sangat kontras dengan rekomendasi FDA yang menyarankan pembatasan lemak jenuh dan menjaga asupan karbohidrat lebih tinggi. Pergeseran dramatis dalam konsumsi makronutrien memaksa tubuh memasuki kondisi ketosis, yaitu tubuh membakar lemak untuk menghasilkan energi, bukan karbohidrat.
Meskipun keadaan metabolisme ini dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan, hal ini juga memicu beberapa perubahan fisiologis yang mungkin tidak sepenuhnya berbahaya.
Ketosis, hati mengubah lemak menjadi keton, yang menjadi sumber energi utama bagi tubuh. Proses ini meniru kelaparan, yang dapat bermanfaat untuk penurunan berat badan jangka pendek. Namun, kepatuhan terhadap diet keto dalam jangka panjang menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap kesehatan secara keseluruhan.
Kandungan lemak yang tinggi dalam makanan, terutama lemak jenuh dari sumber seperti mentega, daging sapi, dan babi, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung jika tidak dikelola dengan hati-hati. Selain itu, berkurangnya asupan karbohidrat dapat menyebabkan kekurangan nutrisi, terutama serat, vitamin, dan mineral yang penting bagi kesehatan.
Temuan penelitian: Mempercepat penuaan sel
Penelitian yang dilakukan pada tikus memberikan wawasan penting tentang bagaimana diet keto berdampak pada penuaan sel. Para peneliti membagi tikus menjadi dua kelompok: kelompok kontrol dengan diet standar dan kelompok uji yang diberi diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat mirip dengan diet keto.
Makanan kelompok uji sebagian besar terdiri dari Crisco, sumber lemak dengan 84% lemak tak jenuh dan 14% lemak jenuh. Hasilnya mengkhawatirkan. Tikus yang menjalani diet keto menunjukkan tingkat penuaan sel yang lebih tinggi pada organ utama mereka, terutama jantung dan ginjal. Hal ini dibuktikan dengan penumpukan sel-sel tua, yaitu sel-sel rusak yang tidak lagi membelah namun tidak mati sehingga menyebabkan peradangan dan potensi kerusakan organ.
Penuaan adalah bagian alami dari penuaan, namun percepatannya dapat mengakibatkan kegagalan organ dini dan meningkatkan risiko penyakit kronis. Para peneliti mencatat bahwa penuaan sel ini dikaitkan dengan protein seperti AMPK dan p53. Memblokir jalur-jalur ini pada tikus akan menghentikan percepatan proses penuaan, sehingga menunjukkan adanya jalan potensial untuk mengurangi dampak buruk dari pola makan tersebut.
Secara khusus, penelitian tersebut menemukan bahwa tikus yang menjalani diet keto mengalami peningkatan kadar sel tua di jantung, hati, dan ginjal mereka. Sel-sel ini, ditandai dengan adanya β-galaktosidase (SA-β-gal) terkait penuaan, merupakan penanda penuaan sel. Penumpukan sel-sel ini dapat menyebabkan peradangan kronis, yang diketahui merupakan faktor risiko berbagai penyakit, termasuk kanker dan penyakit kardiovaskular.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan kandungan lemak tinggi dari diet keto, terutama lemak jenuh, memainkan peran penting dalam menginduksi penuaan sel. Ketika para peneliti menguji diet tinggi lemak yang berbeda dengan menggunakan mentega kakao, yang memiliki kandungan lemak jenuh lebih tinggi dibandingkan Crisco, mereka mengamati hasil yang serupa. Hal ini menunjukkan bahwa jenis lemak yang dikonsumsi pada diet keto dapat mempengaruhi tingkat penuaan sel.
Mekanisme penuaan sel pada diet keto
Para peneliti menggali lebih dalam mekanisme di balik penuaan sel yang diamati. Mereka menemukan bahwa proses tersebut kemungkinan besar terkait dengan aktivasi protein tertentu, seperti AMPK dan p53. AMPK, atau protein kinase teraktivasi adenosin monofosfat, adalah enzim yang memainkan peran penting dalam homeostasis energi seluler. Ini diaktifkan sebagai respons terhadap tingkat energi yang rendah, seperti yang disebabkan oleh diet keto.
Studi tersebut menunjukkan aktivasi AMPK, dikombinasikan dengan inaktivasi MDM2 (homolog mouse double menit 2) oleh caspase-2, menyebabkan akumulasi p53, protein yang mengatur siklus sel dan mendorong penuaan sel. Ketika para peneliti memblokir jalur protein ini, tikus tidak menunjukkan tingkat penuaan seluler yang sama, menunjukkan bahwa menargetkan jalur ini dapat mengurangi dampak buruk dari diet keto.
Selain itu, penelitian ini mengeksplorasi apakah proses penuaan sel bersifat reversibel. Dengan mengalihkan tikus dari diet keto kembali ke diet standar, para peneliti menemukan bahwa penanda penuaan sel menurun seiring waktu. Temuan ini menunjukkan bahwa efek negatif diet keto dapat diatasi dengan diet intermiten atau melalui intervensi farmakologis yang menargetkan protein yang terlibat dalam penuaan sel.
Implikasi yang lebih luas dan relevansi manusia
Implikasi dari temuan ini tidak hanya terbatas pada tikus. Meskipun penelitian dilakukan pada model hewan, potensi dampak serupa pada manusia tidak dapat diabaikan. Pakar medis seperti Scott Keatley, seorang ahli gizi terdaftar, menekankan perlunya penelitian jangka panjang pada manusia untuk memahami sepenuhnya dampak diet keto terhadap penuaan sel.
Studi-studi ini harus memakan waktu bertahun-tahun, bukan berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk menangkap konsekuensi jangka panjang dari pola makan tersebut secara akurat.
Percepatan penuaan yang diamati dalam penelitian ini menimbulkan kekhawatiran yang signifikan, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya atau mereka yang berisiko terkena penyakit kronis. Popularitas diet keto di kalangan kelompok ini, didorong oleh manfaat jangka pendeknya, mungkin secara tidak sengaja membuat mereka terkena risiko kesehatan jangka panjang yang parah.
Misalnya, individu dengan penyakit ginjal atau kecenderungan terhadap masalah kardiovaskular mungkin mendapati bahwa kandungan lemak tinggi dalam diet keto memperburuk kondisi mereka. Peningkatan kadar lipoprotein densitas rendah (LDL) yang diamati dalam penelitian ini menyoroti faktor risiko potensial penyakit jantung. Selain itu, asupan karbohidrat yang rendah dapat memengaruhi metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin, sehingga berpotensi menyebabkan komplikasi bagi penderita diabetes.
Mengelola risiko
Meskipun temuan ini menyoroti potensi bahaya, temuan ini juga memberikan wawasan dalam mengelola risiko tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa efek negatif diet keto dapat dikurangi melalui diet intermiten atau pengobatan yang memblokir protein tertentu yang menyebabkan penuaan sel. Misalnya, diet keto intermiten (IKD), di mana individu bergantian antara diet keto dan diet biasa, menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mencegah penuaan sel. Pendekatan ini dapat membantu orang menikmati manfaat diet keto tanpa risiko jangka panjang.
Selain itu, obat senolitik yang menargetkan dan menghilangkan sel-sel tua dapat berperan dalam mengelola efek samping diet keto berkelanjutan. Obat-obatan ini berpotensi membersihkan penumpukan sel-sel yang rusak, mengurangi peradangan dan mencegah kerusakan organ. Salah satu senolitik tersebut, navitoclax (ABT-263), telah menunjukkan efektivitas dalam menghilangkan sel-sel tua yang disebabkan oleh diet keto pada tikus. Pemberian obat ini pasca-diet membantu membersihkan sebagian besar sel-sel tua, menunjukkan strategi terapi potensial untuk mengelola efek buruk dari diet keto.
Penelitian berlanjut
Popularitas diet keto sebagai solusi penurunan berat badan tidak dapat disangkal, namun efek jangka panjangnya terhadap kesehatan memerlukan pertimbangan yang cermat. Studi terbaru dari UTHealth San Antonio menggarisbawahi perlunya pendekatan diet yang seimbang, terutama jika hal tersebut melibatkan perubahan signifikan pada asupan makronutrien.
Bagi individu yang mempertimbangkan atau sedang mengikuti diet keto, sangat penting untuk melakukannya di bawah pengawasan medis dan menyadari potensi risikonya.
Seiring dengan berkembangnya penelitian, semakin jelas bahwa dampak diet keto terhadap penuaan sel dan kesehatan organ sangatlah kompleks dan beragam. Meskipun menawarkan manfaat jangka pendek, implikasi jangka panjangnya menyoroti pentingnya rencana diet yang disesuaikan dengan kebutuhan dan mempertimbangkan profil kesehatan dan kebutuhan unik seseorang. Masa depan diet mungkin terletak pada menemukan keseimbangan yang memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko, memastikan bahwa penurunan berat badan tidak mengorbankan kesehatan secara keseluruhan.
Mengingat temuan ini, penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk mempertimbangkan efek jangka pendek dan jangka panjang dari diet keto saat menasihati pasien. Nutrisi yang dipersonalisasi, yang mempertimbangkan kondisi kesehatan individu, faktor genetik, dan gaya hidup, mungkin menjadi kunci untuk mengoptimalkan manfaat diet keto sekaligus memitigasi risikonya. Selain itu, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini dan mengembangkan strategi efektif untuk mengelola potensi dampak buruk pola makan.
Dengan memahami interaksi kompleks antara pola makan, penuaan sel, dan kesehatan secara keseluruhan, kita dapat mengetahui manfaat dan risiko diet keto dengan lebih baik, memastikan bahwa diet keto tetap menjadi alat yang aman dan efektif untuk pengelolaan berat badan dan pencegahan penyakit. (thaiger)