Rata-rata temuan warga yang terinfeksi Omicron di Indonesia cenderung tidak bergejala.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memprediksi puncak kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia akan terjadi pada awal hingga pertengahan Februari 2022.
Lonjakan itu juga disumbang oleh gelombang sebaran kasus varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron di Indonesia.
Siti Nadia mencatat sejauh ini kasus varian Omicron di Indonesia telah mencapai 414 kasus. Kendati mayoritas imported case atau berasal dari pelaku perjalanan luar negeri, namun 50 kasus di antaranya merupakan kasus transmisi lokal.
Nadia menyebut rata-rata temuan gejala warga yang terinfeksi Omicron di Indonesia cenderung tidak bergejala atau OTG dan bergejala ringan seperti batuk, flu, dan demam.
Selain itu, mayoritas dari mereka juga telah menerima vaksinasi Covid-19 dua dosis. Untuk itu, Nadia meminta masyarakat tidak bepergian ke luar negeri apabila tidak ada urusan penting.
"Sebagian besar kasus Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Karena itu masyarakat diharapkan menunda dahulu jika ingin pergi ke luar negeri," ujarnya. (kemenkes, cnnindo)