Myanmar telah dilanda kekacauan sejak tahun 2021 ketika militernya yang kuat menggulingkan pemerintahan sipil terpilih
Beijing, Suarathailand- Tiongkok baru-baru ini mengirim tim ke Myanmar untuk memantau gencatan senjata yang ditengahinya antara militer yang berkuasa di negara itu dan kelompok pemberontak, kata kementerian luar negeri Tiongkok.
Myanmar telah dilanda kekacauan sejak tahun 2021 ketika militernya yang kuat menggulingkan pemerintahan sipil terpilih. Hal ini memicu gerakan protes nasional yang telah berubah menjadi pemberontakan bersenjata terhadap junta.
Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA) yang sebagian besar terdiri dari etnis Tionghoa, tahun lalu menguasai markas besar militer utama di Lashio dekat perbatasan dengan Tiongkok, sebagai bagian dari serangan pemberontak di negara itu yang telah merebut wilayah dari tangan junta.
Pada bulan Januari, setelah pembicaraan antara junta dan MNDAA di Kunming, Tiongkok, Beijing mengatakan pihak yang bertikai telah menandatangani perjanjian resmi untuk gencatan senjata.
Dalam beberapa hari terakhir, beberapa pejabat junta telah kembali ke Lashio, dengan kendaraan militer juga terlihat di kota utara tersebut pada hari Selasa, media Myanmar melaporkan.
"Kedua pihak menghargai dan berterima kasih kepada Tiongkok atas peran konstruktifnya dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Myanmar utara," kata juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok Guo Jiakun dalam konferensi pers rutin.
"Ke depannya, Tiongkok akan terus mendorong perundingan damai Kunming."
MNDAA merupakan bagian dari apa yang disebut Aliansi Tiga Persaudaraan, kumpulan tentara pemberontak yang melancarkan serangan terhadap militer pada akhir Oktober 2023, menguasai wilayah yang luas di perbatasan dengan Tiongkok dan mendorong junta mundur.
Perjanjian MNDAA-junta terpisah dari gencatan senjata yang lebih luas yang telah didorong oleh blok regional Asia Tenggara beranggotakan 10 negara ASEAN untuk memungkinkan pengiriman lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Myanmar, yang dilanda kerusuhan bulan lalu yang telah menewaskan lebih dari 3.700 orang.
Pada hari Senin, sebuah pesawat Myanmar terlihat menjatuhkan sekitar 10 bom di pangkalan Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) saat pertempuran semakin dekat ke perbatasan dengan Thailand.
Negara-negara anggota ASEAN meliputi Thailand, Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Vietnam.