Pemerintah Kamboja telah menghabiskan waktunya untuk mengarang kebohongan demi perhatian internasional, sementara operasi militernya justru menunjukkan kisah yang sangat berbeda, kata Jirayu.
Bangkok, Suarathailand- Jirayu Huangsab, juru bicara Kantor Perdana Menteri, mengecam keras Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, menuduhnya menyebarkan kebohongan setiap hari dengan menyerukan gencatan senjata sementara agresi militer terhadap Thailand terus berlanjut.
Ia menyatakan unggahan media sosial Hun Manet baru-baru ini, yang menyatakan kesiapannya untuk gencatan senjata dan mendesak Thailand untuk tidak mengubah pendiriannya, tidak tulus dan menyembunyikan motif tersembunyi.
Jirayu lebih lanjut menuduh pemimpin Kamboja tersebut mengejek Thailand, meskipun pemerintah Thailand berulang kali menjamin bahwa setiap perundingan gencatan senjata harus dimulai dengan penghentian segera serangan terhadap wilayah sipil Thailand.
Pemerintah Kamboja telah menghabiskan waktunya untuk mengarang kebohongan demi perhatian internasional, sementara operasi militernya justru menunjukkan kisah yang sangat berbeda, kata Jirayu.
Ia menambahkan pada pukul 06.01 pagi hari Minggu (27 Juli), militer Kamboja kembali terlibat dalam apa yang ia sebut sebagai "tindakan kejahatan perang yang tidak manusiawi", dengan menembakkan peluru artileri melintasi perbatasan ke wilayah sipil di Thailand.
Serangan tersebut menghantam Desa Ban Ta So Nueng di Distrik Prasat, Provinsi Surin, yang menyebabkan beberapa rumah terbakar dan melukai beberapa warga sipil.
"Pemerintah Thailand menegaskan kembali bahwa militer Kamboja-lah yang memulai kejahatan perang ini, menyerang rumah-rumah warga sipil dengan kekejaman dan mengabaikan kemanusiaan secara terang-terangan. Banyak bukti agresi ini telah diakui secara luas di seluruh dunia," ujarnya.
Jirayu menegaskan kembali bahwa Thailand bersedia untuk melakukan negosiasi gencatan senjata, sebagaimana telah dikomunikasikan sebelumnya dalam beberapa kesempatan. Namun, ia menuduh Kamboja terus melakukan taktik curang, yang bertentangan dengan pesannya kepada masyarakat internasional.
"Ini adalah contoh nyata seseorang yang berusaha terlihat baik sambil mengalihkan kesalahan kepada orang lain," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa meskipun pemerintah Thailand tetap siap untuk berdialog, serangan berkelanjutan terhadap sasaran sipil oleh pasukan Kamboja selama tiga hari terakhir sangat memprihatinkan.