Thailand Masih Beri Insentif Sektor Perhotelan Terdampak Pandemi

Thailand menerima 16,84 juta kunjungan wisatawan asing dari awal tahun 2024 hingga 23 Juni 2024

Pemerintah Thailand pada tanggal 25 Juni setuju untuk memperpanjang keringanan biaya operasional bagi pelaku bisnis perhotelan selama dua tahun lagi untuk mendukung pemulihan sektor pariwisata.

Pembebasan biaya tahunan sebesar 40 baht (S$1,48) per kamar hotel dari Juli 2024 hingga Juni 2026 akan menyebabkan hilangnya pendapatan pemerintah sebesar 54 juta baht (Rp24 miliar), kata wakil juru bicara Karom Phonphonklang pada konferensi pers.

Penghapusan biaya tersebut akan membantu mengurangi biaya bagi operator hotel yang terkena dampak pandemi Covid-19 dan mungkin masih belum dapat pulih.

Pariwisata adalah pendorong utama perekonomian Thailand, yang tertinggal dibandingkan negara-negara lain di kawasan, karena negara ini menghadapi utang rumah tangga dan biaya pinjaman yang tinggi serta lemahnya ekspor.

Pemerintah, yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3 persen pada tahun 2024, mengatakan pariwisata akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi.

Thailand menerima 16,84 juta kunjungan wisatawan asing dari awal tahun 2024 hingga 23 Juni 2024, naik 36 persen YoY, dan pengeluaran sebesar 795 miliar baht, menurut data Kementerian Pariwisata.

Tiongkok adalah pasar sumber terbesar dengan 3,31 juta wisatawan selama periode tersebut.

Share: