Obat-obatan beta-agonis untuk mengobati paru-paru dipakai untuk memerahkan daging.
Bangkok Suarathailand- Departemen memulai kampanye kesadaran untuk mendidik peternak tentang bahaya penggunaan obat-obatan beta-agonis untuk membuat daging hewan ternak mereka lebih merah.
Wakil Menteri Pertanian Itthi Sirilatthayakorn memimpin pertemuan membahas ini.
Ia mengatakan departemen berencana untuk meningkatkan kampanye kesadaran bagi peternak untuk berhenti mencampur bahan kimia beta-agonis dalam pakan ternak demi keselamatan konsumen dan untuk memenuhi standar ekspor.
Itthi mengatakan departemen akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Masyarakat dan polisi untuk menindak penggunaan obat tersebut.
Obat-obatan beta-agonis terutama digunakan untuk mengobati kondisi paru-paru, tetapi beberapa peternak telah menambahkannya ke pakan ternak untuk membuat daging hewan mereka tampak lebih merah dan segar untuk menarik pembeli.
Somchuan Ratanamangalanon, direktur jenderal departemen tersebut, mengatakan para petani umumnya menggunakan beta-agonis seperti salbutamol, clenbuterol, dan ractopamine.
Ia mengatakan obat-obatan ini meningkatkan kandungan protein dan mengurangi lemak, sehingga beberapa petani dapat menggunakannya untuk memelihara sapi dan babi mereka.
Ia mengatakan pemberian obat-obatan ini kepada hewan akan meninggalkan jejak bahan kimia dalam daging yang membuatnya berbahaya bagi konsumen.
Mereka yang memakan daging yang terkontaminasi tersebut dapat menderita jantung berdebar, sakit kepala, pusing, tekanan darah tinggi, gelisah, sesak napas, dan otot berkedut.
Somchuan mengatakan kampanye tersebut akan difokuskan pada edukasi kepada para petani tentang bahaya bahan kimia ini, sehingga mereka berhenti menggunakannya. Ia mengatakan bahwa konsumen juga akan didorong untuk membeli daging yang memiliki tanda Ternak OK atau Keamanan Pangan yang dikeluarkan oleh departemen tersebut. Bangkokpost