Thailand mendesak Kamboja untuk memulangkan jenazah tentara yang gugur dengan bermartabat guna menghindari penyakit dan menghormati mereka yang gugur.
Bangkok, Suarathailand- Penjabat Menteri Pertahanan Thailand Jenderal Nattapon Nakpanich telah meminta mitranya dari Kamboja untuk menjunjung tinggi martabat tentara yang gugur dengan memulangkan jenazah tentara Kamboja yang dibiarkan membusuk di sepanjang perbatasan yang dilanda konflik, alih-alih meninggalkan mereka di medan perang.
Berbicara pada hari Senin, Jenderal Nattapon mengatakan ia telah menyampaikan masalah ini kepada Menteri Pertahanan Kamboja Jenderal Tea Seiha dalam telekonferensi tripartit dengan Menteri Pertahanan Malaysia Khaled Nordin pada hari Minggu. Pertemuan tersebut diadakan sebagai persiapan untuk perundingan Komite Perbatasan Umum (GBC) yang akan datang di Malaysia.
Nattapon menyatakan keprihatinannya bahwa banyak jenazah tentara Kamboja yang belum diambil di sepanjang sisi perbatasan Kamboja.
“Saya mendesak Kamboja untuk mengambil jenazah-jenazah tersebut—bukan hanya sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang telah meninggal, tetapi juga demi kesehatan masyarakat. Jenazah yang membusuk dapat menyebabkan wabah penyakit di antara warga sipil yang tinggal di dekat perbatasan,” ujarnya.
Thailand memulangkan pasukan yang gugur sesuai dengan hukum internasional
Nattapon menekankan meskipun kedua belah pihak sedang berkonflik, tentara Thailand tetap memperlakukan tentara Kamboja yang gugur dengan hormat.
“Ketika kami menemukan jenazah tentara Kamboja di tanah Thailand, pasukan kami mengambil dan mengembalikan mereka ke Kamboja. Hal itu sejalan dengan Konvensi Jenewa,” ujarnya.
Ia menyesalkan bahwa pemerintah Kamboja awalnya menyangkal bahwa jenazah-jenazah tersebut milik pasukannya, tetapi akhirnya menerima kepulangan mereka.
“Saya merasa kasihan kepada tentara Kamboja. Jika jiwa mereka tahu bahwa mereka bahkan tidak mendapatkan martabat dasar, mereka akan sangat bersedih,” tambahnya.
Bau busuk dari mayat mengganggu tentara Thailand di garis depan
Tentara Thailand yang ditempatkan di dekat garis depan telah melaporkan penderitaan yang parah akibat bau busuk dari jenazah yang membusuk yang ditinggalkan di pihak Kamboja.
Para prajurit yang ditempatkan di puncak Phu Ma Kua mengatakan bau busuk itu begitu menyengat sehingga mereka hampir tidak bisa makan dan harus terus-menerus memakai masker bedah.
Kamboja dituduh memberikan informasi yang salah terkait tentara yang ditangkap
Nattapon juga menanggapi tuduhan Kamboja bahwa Thailand memperlakukan 18 tentara Kamboja yang ditangkap dengan buruk.
Ia mengatakan kepada Tea Seiha bahwa pasukan yang ditangkap—yang ditemukan di wilayah Thailand—diperlakukan sesuai dengan Konvensi Jenewa. Kesejahteraan mereka telah dikonfirmasi oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan pengamat internasional lainnya.
“Thailand tidak menyiksa atau memperlakukan mereka dengan buruk seperti yang diklaim,” kata Nattapon.
Ia menambahkan bahwa pemerintah Thailand belum memulangkan 18 tentara yang ditangkap karena ketidakpercayaan terhadap penanganan fakta oleh Kamboja.
“Pertama-tama, kita harus menyelesaikan interogasi dan dokumentasi yang tepat. Kamboja telah berulang kali memutarbalikkan kebenaran, dan kita membutuhkan bukti yang jelas untuk mencegah misinformasi di masa mendatang,” ujarnya.