Tim tersebut mengumpulkan bukti dari bentrokan lintas batas bulan lalu di mana peluru artileri Kamboja menghantam halaman rumah sakit.
Surin, Suarathailand- Tentara Kerajaan Thailand dan Institut Ilmu Forensik Pusat Kementerian Kehakiman memeriksa Rumah Sakit Phanom Dong Rak di Surin, mengumpulkan bukti kerusakan yang disebabkan oleh tembakan artileri Kamboja.
Tentara Kerajaan Thailand, berkoordinasi dengan Institut Ilmu Forensik Pusat di bawah Kementerian Kehakiman, melakukan investigasi di lokasi pada hari Minggu (31 Agustus) di Rumah Sakit Peringatan 80 Tahun Phanom Dong Rak Chalerm Phrakiat di Provinsi Surin.
Pada pagi hari tanggal 24 Juli, tiga peluru yang ditembakkan dari posisi Kamboja mendarat di dalam kompleks rumah sakit, merusak beberapa bangunan. Di antara yang paling parah terkena dampak adalah Gedung Phumiphath dan Pusat Kesehatan Masyarakat Phra Khru Aphatsatham (Luang Ta Rod), yang merupakan lokasi klinik antenatal, titik layanan penting bagi warga setempat. Serangan tersebut memaksa evakuasi darurat pasien ke tempat yang aman.
Seorang staf rumah sakit mengenang: “Saat itu saya sedang bertugas di klinik antenatal. Biasanya, kami melayani 5–10 ibu hamil per hari, bersama anak-anak yang divaksinasi dan pasien lanjut usia yang datang untuk pemeriksaan kesehatan. Hari itu, hanya ada satu ibu hamil di klinik ketika bom meledak.”
Ia menceritakan bahwa saat serangan terjadi, sebuah ledakan mengguncang Gedung Phumiphath di dekatnya, mengirimkan pecahan peluru ke klinik antenatal dan bahkan mengenai dekat kursi dokter. “Untungnya, tidak ada yang terluka saat itu, dan kami berhasil mengevakuasi ibu hamil tersebut dengan selamat,” kata staf tersebut.
Pasien dan kerabat lain di dalam rumah sakit melarikan diri dengan panik ke tempat penampungan sementara. Beberapa sangat ketakutan sehingga dilaporkan mengucapkan selamat tinggal terakhir kepada anggota keluarga karena khawatir akan keselamatan mereka. Setelah bom meledak, petugas medis segera menangani mereka yang terluka.
Insiden ini tidak hanya menggarisbawahi meningkatnya kekerasan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja tetapi juga risiko serius yang dihadapi warga sipil. Rumah sakit, tempat yang seharusnya menjadi tempat perlindungan yang aman, justru menjadi sasaran ketakutan dan gangguan, mengancam layanan kesehatan esensial yang menurut hukum internasional harus dilindungi dari konflik.
Para ahli forensik dari Kementerian Kehakiman telah mengumpulkan serpihan-serpihan dari ledakan di lokasi tersebut. Bukti-bukti tersebut telah dikirim ke laboratorium Lembaga Ilmu Forensik Pusat untuk menentukan asal dan detail teknis penembakan tersebut.