Thailand Berduka, 25 Siswa-Guru Tewas Akibat Bus Terbakar

Forensik bergegas mengidentifikasi sisa-sisa yang ditemukan dengan target selesai dalam tiga hari.

Uthai Thani, Suarathailand- Gubernur Phasakorn Boonyaluck dari Pathum Thani memberikan informasi terkini tentang kecelakaan bus sekolah yang melibatkan Sekolah Khao Phraya Sangkaram dari Distrik Lan Sak, Provinsi Uthai Thani. Bus terbakar saat mengangkut siswa untuk karyawisata di Pathum Thani.  

Sebanyak 137 siswa, guru, dan staf berada di dalamnya. Hingga saat ini, sebanyak 77 orang telah dipulangkan ke kampung halaman menggunakan bus yang disediakan Kementerian Perhubungan, dan sebagian siswa dijemput oleh orang tuanya.

Ada 20 siswa dan 3 guru yang masih hilang.

Seluruh jenazah telah dikeluarkan dari lokasi kejadian dan dikirim ke Rumah Sakit Umum Kepolisian untuk diautopsi dan diidentifikasi. Pj Kapolri Pol. Jenderal Kitrat Phanphet telah memerintahkan rumah sakit untuk menyelesaikan proses identifikasi dalam waktu tiga hari.

Sedangkan untuk ketiga mahasiswa yang masih dirawat di ICU RS PatRangsit, Phasakorn menjelaskan, dua di antaranya masih dalam kondisi kritis akibat menghirup asap dan luka bakar, dan telah dipindahkan ke RS Thammasat University untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Siswa ketiga yang kondisinya tidak terlalu parah telah dipindahkan ke Rumah Sakit Anak. Selain itu, seorang guru yang mengalami luka ringan saat menyelamatkan siswanya telah dikirim kembali ke provinsi asal mereka untuk pemulihan.

Lembaga Kedokteran Forensik RS Umum Polri telah mendirikan pusat operasi identifikasi atas kejadian tragis tersebut. Beberapa jenazah sudah dikirim untuk diperiksa, namun karena luka bakar yang parah, tim medis fokus mengumpulkan sampel darah, jaringan, dan tulang. 

Bahan-bahan ini dapat menyimpan DNA yang akan dibandingkan dengan sampel dari kerabatnya. Hasil DNA dari sampel darah akan tersedia dalam satu hari, dari jaringan dalam tiga hari, dan dari tulang dalam tujuh hari. Oleh karena itu, kerabat yang memberikan sampel DNA diminta merupakan kerabat langsung, seperti orang tua atau saudara kandung, untuk mempercepat proses identifikasi.

Sedangkan untuk pemeriksaan alat bukti, belum bisa dilakukan karena penyidik masih mengumpulkan alat bukti di lokasi kejadian, khususnya pengambilan jenazah. Setelah proses ini selesai, ahli forensik akan memeriksa kendaraan dan sistem bahan bakarnya untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut.

Selain itu, Kementerian Kesehatan telah berkoordinasi untuk mendatangkan Tim Penilaian dan Perawatan Krisis Kesehatan Mental (MCATT) ke pusat operasi untuk memberikan dukungan psikologis dan konseling kepada orang tua dan kerabat untuk menindaklanjuti situasi tersebut.

Kitrat menyampaikan belasungkawa atas tragisnya kebakaran bus sekolah. Penyebab awal diduga ledakan ban yang menimbulkan percikan api dan menyulut tabung gas di dalam pesawat sehingga menyebabkan api dengan cepat menyebar ke seluruh area penumpang.

Terkait permasalahan pintu bus yang tidak dapat dibuka, Kitrat menyatakan para guru menyebutkan kejadian tersebut terjadi sangat cepat, bahkan ada yang berhasil melarikan diri melalui pintu darurat, yang menandakan bahwa pintu tersebut berfungsi. Namun, diyakini para korban tidak dapat keluar dari bus tepat waktu. 

Pihak berwenang akan menyelidiki apakah alat pemadam kebakaran di bus itu digunakan.

Adapun sopir bus yang awalnya melarikan diri dari lokasi kejadian, kini telah menyerahkan diri ke polisi.

Investigasi sekarang akan menentukan apakah kecelakaan itu disebabkan oleh kelalaian pengemudi dan apakah peralatan keselamatan kebakaran tersedia. Jika bus tidak memiliki peralatan tersebut, hal ini menunjukkan kegagalan dalam mengatasi keadaan darurat yang berpotensi menyebabkan tuduhan kelalaian. Baik pengemudi maupun perusahaan bus akan menghadapi tindakan hukum.

Share: