Pihak berwenang mengimbau warga sipil untuk tetap berada di tempat perlindungan karena pelanggaran oleh pasukan Kamboja terus berlanjut.
Kamboja, Suarathailand- Thailand telah mengamankan kendali atas 11 wilayah perbatasan strategis setelah gencatan senjata dengan Kamboja, tetapi ketegangan masih tinggi.
Pihak berwenang mengimbau warga sipil untuk tetap berada di tempat perlindungan karena pelanggaran oleh pasukan Kamboja terus berlanjut.
Laksamana Muda Surasarn Khongsiri, wakil juru bicara Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand dan juru bicara Pusat Ad Hoc untuk Situasi Perbatasan Thailand-Kamboja, mengumumkan pada hari Senin (29 Juli) bahwa Thailand telah berhasil mempertahankan kendali atas 11 lokasi strategis di sepanjang perbatasan setelah perjanjian gencatan senjata bilateral dengan Kamboja.
Gencatan senjata, yang secara resmi berlaku pada tengah malam, dipatuhi secara ketat oleh pihak Thailand di semua wilayah sesuai janji. Namun, Surasarn mengungkapkan bahwa tak lama setelah batas waktu yang disepakati, pasukan Kamboja terus menembakkan senjata ke wilayah Thailand di beberapa lokasi, melanggar ketentuan gencatan senjata dan merusak rasa saling percaya.
“Sebagai tanggapan, Thailand terpaksa mengambil tindakan balasan yang proporsional berdasarkan prinsip pembelaan diri sesuai dengan hukum internasional,” ujarnya. “Aksi militer kami bukanlah tindakan ofensif, melainkan langkah yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan nasional dan melindungi warga sipil.”
Ia juga mengungkapkan pasukan Kamboja telah menggunakan situs warisan kuno sebagai perisai selama operasi tempur, sebuah pelanggaran serius terhadap konvensi UNESCO tentang perlindungan budaya berdasarkan hukum internasional. Pusat Ad Hoc mengecam keras tindakan-tindakan ini, menyebutnya sebagai pelanggaran nyata terhadap perjanjian gencatan senjata.
Hingga Senin pagi pukul 6.00, Thailand telah berhasil mempertahankan kendali atas 11 wilayah utama berikut:
-Phu Ma Kua
-Chong Arn Ma
-Kuil Ta Muen Thom
-Kuil Ta Kwai
-Zona Perbatasan Chong Bok
-Kuil Don Tual
-Satta Som
-Chong Chom
-Chong Sai Taku
-Preah Vihear
-Phlan Yao
Jumlah warga sipil yang mengungsi akibat konflik perbatasan Thailand-Kamboja telah mencapai 188.729 jiwa. Sebanyak 15 warga sipil telah dipastikan tewas, sementara 53 lainnya luka-luka—12 luka berat, 13 luka sedang, dan 13 luka ringan. Jumlah korban jiwa bertambah satu di Provinsi Surin, dengan 14 orang saat ini sedang dirawat di rumah sakit.
Dua puluh fasilitas kesehatan terdampak konflik, dengan 13 terpaksa menghentikan semua layanan dan 7 beroperasi dengan kapasitas terbatas. Selain itu, 175 rumah sakit promosi kesehatan kecamatan juga melaporkan gangguan.
Pihak berwenang Thailand telah mengumumkan bahwa diskusi sedang berlangsung antara kedua belah pihak untuk menyepakati prosedur pemulangan korban luka, korban meninggal, dan orang-orang yang ditahan. Tujuannya adalah untuk memastikan saling pengertian dan penanganan kemanusiaan yang terkoordinasi.
-Peringatan tentang serangan siber dan disinformasi-
Pihak berwenang juga mengeluarkan peringatan mengenai serangan siber yang sedang berlangsung, khususnya penyebaran berita palsu dan disinformasi yang dihasilkan oleh AI. Warga negara diimbau untuk berhati-hati saat berbagi informasi daring dan melaporkan setiap pelanggaran siber—terutama kepada Kementerian Ekonomi dan Masyarakat Digital, yang merupakan lembaga utama yang bertanggung jawab untuk memantau ancaman digital.
-Seruan untuk kepatuhan gencatan senjata dan perlindungan warga sipil-
Berbicara dalam jumpa pers, Maratee Nalita Andamo, Wakil Direktur Jenderal Departemen Informasi dan Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, mendesak Kamboja untuk secara ketat dan segera mematuhi perjanjian gencatan senjata. Ia menekankan bahwa gencatan senjata menandai titik awal yang krusial untuk de-eskalasi dan koordinasi lebih lanjut antara kedua negara.
Maratee juga mendesak otoritas Kamboja untuk memastikan keselamatan warga negara Thailand yang tinggal di Kamboja, sebagaimana Thailand berkomitmen untuk melindungi warga Kamboja yang tinggal di wilayahnya.
Ia meminta para pengungsi di pusat-pusat evakuasi untuk tetap bersabar sementara pemerintah berupaya memastikan kepulangan mereka dengan aman. Situasi secara keseluruhan, tambahnya, masih rapuh.
Thailand kini mengharapkan Kamboja untuk menunjukkan ketulusan dalam menegakkan gencatan senjata dan menghentikan serangan—terutama yang menargetkan warga sipil. Pemerintah Thailand, tegasnya, tetap berkomitmen untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah, dengan berpedoman pada kepentingan bangsa dan keselamatan rakyatnya.