Jembatan yang menghubungkan Koh Samui dengan daratan akan siap pada tahun 2033: EXAT
Koh Samui, Suarathailand- Otoritas Jalan Tol Thailand (EXAT) pada hari Senin meluncurkan cetak biru jembatan empat jalur senilai 40 miliar baht yang menghubungkan Koh Samui dengan daratan utama.
Studi kelayakan proyek dan analisis dampak lingkungan diharapkan selesai pada tahun 2026 dengan konstruksi dimulai pada tahun 2029. Jembatan ini diharapkan dapat dioperasikan pada tahun 2033.
Rencana awalnya adalah memulai pembangunan pada tahun 2028, namun tertunda karena kekhawatiran akan timbul masalah saat dengar pendapat publik. Pengumpulan opini publik diharapkan selesai pada Oktober tahun depan.
Jembatan ini diperkirakan membentang antara tambon Thong Nien di distrik Khanom Nakhon Si Thammarat dan tambon Taling Ngam di Koh Samui.
Total jarak yang ditempuh jembatan dan jalan akses adalah 37 kilometer, sedangkan jembatan yang membentang di saluran Teluk Thailand akan sepanjang 25 km.
“Proyek ini akan memberikan masyarakat pilihan alternatif saat melakukan perjalanan antara daratan dan pulau resor. Ini juga akan menguntungkan pariwisata,” kata Gubernur EXAT Surachet Laophulsuk.
Pilihan perjalanan yang ada saat ini melalui jalur laut atau udara memberikan batasan pada kapasitas penumpang dan jumlah perjalanan. Selain itu, katanya, membangun jembatan jauh lebih layak dibandingkan terowongan dalam hal biaya dan dampak lingkungan.
Ia menjelaskan, membangun terowongan membutuhkan banyak penggalian di bawah laut serta pemindahan banyak tanah dan bebatuan.
Meski terowongan tersebut tidak akan mempengaruhi bentang alam dan lingkungan setelah selesai dibangun, namun sebenarnya pembangunannya akan berdampak pada kehidupan laut, terutama karang, katanya.
Selain itu, kata dia, terowongan memerlukan perawatan yang ketat agar tidak terjadi kecelakaan, dibandingkan jembatan yang mudah diakses dan dirawat.
“Membangun terowongan juga membutuhkan biaya tiga kali lipat dibandingkan jembatan,” tambahnya.
Untuk memastikan jembatan tersebut tidak mengganggu lalu lintas laut, Surachet mengatakan struktur tersebut akan dirancang sebagai kombinasi jembatan cable-stayed dan jembatan balok.
Bagian cable-stayed akan berdiri 50 meter di atas saluran untuk memungkinkan kapal-kapal besar, seperti kapal tanker minyak, feri dan kapal perang berjalan di bawahnya.
Bagian struktur jembatan balok akan berada 15 meter di atas permukaan laut untuk memberi ruang bagi perahu nelayan.
Keseluruhan struktur akan dirancang tahan terhadap angin kencang dan gempa bumi, serta benturan.
Sejulah pihak mengatakan jembatan ini akan menjadi jematan yang eksotis di Thailand dan bahkan mungkin di ASEAN.