Filipina diperkirakan akan mengimpor sekitar 4,1 juta ton beras tahun ini.
Filipina diperkirakan akan mengimpor lebih banyak beras pada tahun ini dibandingkan perkiraan sebelumnya. Situasi ini memberi peluang yang menguntungkan bagi pasar ekspor beras Thailand.
Menteri Perdagangan Phumtham Wechayachai telah menginstruksikan Departemen Perdagangan Luar Negeri (DFT) dan atase komersial di Filipina untuk merundingkan kesepakatan guna mengintensifkan penjualan beras Thailand yang terkenal dengan harga kompetitif dan kualitas unggul.
Dalam upaya menjajaki peluang perdagangan global bagi pengusaha Thailand, Menteri Wechayachai baru-baru ini menugaskan DFT dan atase komersial di seluruh dunia. Dinas Pertanian Luar Negeri Departemen Pertanian AS memperkirakan Filipina akan mengimpor sekitar 4,1 juta ton beras tahun ini
Angka ini mewakili peningkatan sekitar 200.000 ton atau 5,1% dari perkiraan bulan Februari sebesar 3,9 juta ton. Diperkirakan kenaikan ini disebabkan oleh berkurangnya hasil panen dari pertanian lokal. Jika prediksi ini benar, berarti terjadi kenaikan sebesar 14% dibandingkan dengan 3,6 juta ton beras yang diimpor oleh Filipina pada tahun 2023.
Bertentangan dengan antisipasi kenaikan produksi beras global menjadi 515,4 juta ton, terutama disebabkan oleh perkiraan panen yang lebih besar dari India, badan tersebut merevisi perkiraan produksi beras giling untuk Filipina. Mereka menyesuaikannya menjadi 12,3 juta ton dari perkiraan sebelumnya sebesar 12,5 juta ton.
Tahun lalu, Vietnam merupakan sumber utama impor beras Filipina, yaitu sebesar 82%. Sisanya bersumber antara lain dari Thailand, Myanmar, Pakistan, dan India. Menteri Wechayachai telah mengarahkan lembaga-lembaga terkait untuk mempercepat pengembangan varietas padi komersial baru, khususnya yang memiliki kandungan amilosa tinggi yang disukai oleh Filipina.
Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mendapatkan kembali pangsa pasar produsen beras Thailand, lapor Bangkok Post.