Songkhla Gelar Kemah Pemuda Cinta Damai untuk Lahirkan Agen Perubahan

Pusat Administrasi Perbatasan Selatan (SOB) menggelar acara Perkemahan Pemuda Cinta Damai pada 25 September 2018 di Hat Kaew Resort, Singha Nakorn, Provinsi Songkhla.

Acara ini diikuti oleh pemuda dari sejumlah sekolah di tiga provinsi perbatasan selatan. Turut hadir dalam acara ini juga Wakil Sekjen SOB Mr Kraisorn Visiswong.

Salah satu sesi dalam acara kemah pemuda damai tersebut menghadirkan para guru dari tiga provinsi perbatasan selatan.

Di hadapan para guru dan pemuda, Mr Kraisorn Visiswong menyinggung penyesuaian kurikulum sekolah di provinsi perbatasan selatan. Banyak akademisi telah mengusulkan perlunya menyesuaikan kurikulum pendidikan sesuai dengan kondisi saat ini.

Kurikulum yang baik akan melahirkan pengetahuan yang baik.  Pengetahuan yang baik akan melahirkan cara pandang atau visibilitas yang baik pula.

Visibilitas akan melahirkan sikap yang baik dan benar. Sikap ini dibutuhkan untuk memahami situasi konflik di sekitar kita. Karena kristalisasi ide dalam situasi yang baik dapat membuat remaja dan pemuda tahu agaimana seharusnya mereka terlibat dalam memecahkan masalah di daerahnya.

Kraisorn mengatakan masalah kekekerasan di provinsi perbatasan selatan telah terjadi lebih dari 10 tahun. Sebagian besar masalah yang timbul karena masalah komunikasi atau dialog dari berbicara satu sama lain. Diperlukan setiap pihak  berbicara untuk mengkristalkan ide dan menawarkan solusi untuk masalah.

Tujuan dialog agar semua pihak saling memahami. Mencegah perpecahan. Kebanyakan orang mengerti situasi ini. Tapi tetap saja  sengaja menunjukkan kesalahan dan membuat situasinya jadi lebih buruk. Makin buruk bila semua pikiran-pikiran antidialog terpengaruhi dan terjadi di dunia media sosial.

Para peserta kemah pemuda damai ini diajarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap dalam menghadapi berbagai masalah. Mereka diharapkan menjadi bagian dalam memecahkan masalah di provinsi perbatasan selatan hingga menjadi damai.

Acara ini diselenggarakan untuk membuka panggung bagi anak-anak dan pemuda di provinsi perbatasan selatan untuk menjadi aktivis kreatif. Membantu mengembangkan perdamaian dan koeksistensi damai, mnemukan solusi untuk konflik tanpa kekerasan.

Mereka dapat hidup bersama dalam masyarakat multikultural yang disebut Multikulturalisme, belajar dan memahami orang-orang baik, menjadi sukarelawan dalam pelayanan dan komunitas.

Share: