Perlunya pedoman penggunaan dana pariwisata yang jelas, berbeda dengan pungutan lain yang diterapkan di masa lalu.
Pemangku kepentingan industri pariwisata di Thailand menyuarakan dukungan mereka terhadap pemberlakuan kembali biaya sebesar 300 baht (Rp131 Ribu) bagi wisatawan yang datang.
Mereka memandang hal ini sebagai hal yang penting untuk menghasilkan dana bagi pengembangan pariwisata Thailadn.
Surawat Akaraworamat, Wakil Presiden TCT, mengatakan Kamar Dagang Thailand dan pemangku kepentingan industri sepakat tentang pentingnya biaya tersebut.
Surawat menyoroti, Departemen Pariwisata memiliki 56 standar terkait pariwisata yang harus diterapkan oleh operator secara nasional. Namun, anggaran yang ada saat ini untuk mengatur standar-standar ini hanya sebesar 10 juta baht per tahun.
Ia lebih lanjut menjelaskan meskipun terdapat pedoman untuk berbagai layanan pariwisata, termasuk bus wisata, restoran, dan aktivitas petualangan, terdapat kekurangan dana untuk mengatur dan mengaudit semua operator secara efektif.
Meskipun ada saran dari Perdana Menteri Srettha Thavisin untuk menghentikan pemungutan biaya untuk meningkatkan jumlah wisatawan, Surawat yakin bahwa penerapan retribusi tidak akan menghalangi wisatawan.
Sisdivachr Cheewarattanaporn, presiden Asosiasi Agen Perjalanan Thailand, memperingatkan pemerintah harus merancang metode pengumpulan biaya yang tidak mempengaruhi jenis kedatangan lainnya, karena tidak hanya wisatawan yang masuk ke Thailand.
Sisdivachr juga menyampaikan perlunya pedoman penggunaan dana pariwisata yang jelas, berbeda dengan pungutan lain yang diterapkan di masa lalu.
Sementara itu, Tassapon Bijleveld, ketua eksekutif Asia Aviation Plc, mengindikasikan bahwa Asosiasi Maskapai Penerbangan Thailand mungkin akan bertemu dengan menteri keuangan yang baru diangkat, Pichai Chunhavajira.
Tassapon berencana mengajukan kembali usulan pengurangan cukai bahan bakar, menyusul upaya sebelumnya yang gagal. Meningkatnya biaya pemeliharaan dan tingginya harga bahan bakar jet, sekitar US$100 per barel, telah mengakibatkan kenaikan biaya penerbangan sebesar 20%, lapor Bangkok Post.