Presiden Brasil Kritik Keras Tarif 50 Persen AS, Siap Bahas dengan Trump

Lula menambahkan pertemuannya dengan Trump akan berlangsung terbuka, tanpa larangan topik apa pun — termasuk soal sanksi AS terhadap hakim Mahkamah Agung Brasil.


Jakarta, Suarathailand- Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menyebut bahwa tarif 50 persen yang dikenakan Amerika Serikat terhadap barang-barang Brasil adalah keputusan yang keliru.

Ia menyampaikan hal ini saat konferensi pers di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Jumat.

Pernyataan itu muncul ketika Lula ditanya soal rencana pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump dalam KTT ASEAN di Malaysia akhir pekan ini.

“Saya siap membela kepentingan Brasil dan menunjukkan bahwa tarif itu salah. Saya akan buktikan dengan data dan angka,” kata Lula.

Ia menjelaskan bahwa pertemuan dengan Trump sudah lama dinantikan. Meski ada hambatan dalam negosiasi tarif, Lula menegaskan bahwa Brasil selalu terbuka untuk berdialog dan berunding.

Lula juga menyebut bahwa ia didukung oleh tiga negosiator andal: Wakil Presiden Geraldo Alckmin, Menteri Keuangan Fernando Haddad, dan Menteri Luar Negeri Mauro Vieira.

Ia yakin pembicaraan soal tarif bisa mencapai titik temu.

“Saya percaya, tidak ada masalah yang tak bisa diselesaikan jika dua orang berniat baik duduk bersama,” ujarnya.

Lula menambahkan bahwa pertemuannya dengan Trump akan berlangsung terbuka, tanpa larangan topik apa pun — termasuk soal sanksi AS terhadap hakim Mahkamah Agung Brasil.

Sanksi itu terkait vonis terhadap mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang dinyatakan memimpin kelompok kriminal yang berusaha menggagalkan hasil pemilu 2022. Trump sebelumnya menyebut vonis itu sebagai bentuk “penganiayaan politik.”

“Brasil dan AS adalah negara besar. Tidak ada topik yang tabu. Pertemuan ini akan bebas dan terbuka. Kita akan mendengar semua hal, termasuk yang mungkin tidak ingin kita dengar,” tegas Lula.

Pada Juli 2025, Trump menandatangani kebijakan tambahan tarif 40 persen untuk barang Brasil, sehingga total tarif menjadi 50 persen.

Share: