Thailand komitmen menjalin aliansi yang kuat dengan Washington.
Suarathailand- Dalam panggilan telepon bersejarah, Perdana Menteri termuda Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden terpilih AS Donald Trump atas kemenangannya dalam pemilihan umum. Langkah ini menggarisbawahi komitmen Thailand untuk menjalin aliansi yang kuat dengan Washington.
Percakapan tersebut, yang berlangsung pada pukul 9.50 pagi 19 November, sebagaimana diungkapkan oleh juru bicara pemerintah Jirayu Huangsub, menandai dorongan awal untuk memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi antara kedua negara.

Selama panggilan tersebut, perdana menteri Thailand tidak hanya menyampaikan ucapan selamatnya tetapi juga menyatakan keinginan Thailand untuk bekerja sama erat dengan pemerintahan Trump yang akan datang.
“Thailand siap bekerja sama dengan Amerika Serikat dan ingin menjajaki peluang untuk kunjungan tingkat tinggi.”
PM Paetongtarn menyampaikan undangan terbuka dan menyatakan kesiapan Thailand untuk menjadi tuan rumah Presiden Trump bagi pertukaran diplomatik yang signifikan.
Sementara itu, Trump memuji PM Thailand berusia 38 tahun itu dan keindahan alam Thailand. Ia memuji upaya pemimpin Thailand dan berkata, "Apa pun yang dapat saya lakukan, silakan beri tahu saya," menekankan antusiasmenya untuk keterlibatan lebih lanjut.
Pernyataan Trump menunjukkan masa depan yang menjanjikan bagi kemitraan AS-Thailand, terutama mengingat posisi strategis Thailand sebagai sekutu perjanjian tertua Washington di Asia.
Dengan hubungan bersejarah ini, Thailand memiliki pengaruh unik dalam keamanan regional dan merupakan peserta penting dalam latihan militer gabungan tahunan dengan AS.
Dalam masalah ekonomi, seruan itu datang pada saat yang penting, karena potensi tarif Trump atas barang-barang Tiongkok dapat meningkatkan ekspor Thailand ke AS, yang telah menjadi tujuan ekspor utama Thailand.
Dengan peningkatan perdagangan di atas meja, Kementerian Perdagangan Thailand mengincar perluasan ekspor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah lanskap perdagangan Asia yang berubah, menurut berita Pemerintah Kerajaan Thailand dan sebagaimana dilaporkan oleh Devdiscourse.




