Thaksin telah ditunjuk sebagai penasihat informal Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sebagai persiapan untuk kepemimpinan Malaysia di ASEAN pada tahun 2025.
Bangkok, Suarathailand- Pengadilan Pidana telah menolak permintaan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra untuk meninggalkan Thailand guna menghadiri pertemuan ASEAN di Indonesia pada 7 Maret 2025, menyusul undangan dari presiden Indonesia.
Thaksin yang menghadapi dakwaan berdasarkan Pasal 112 KUHP (hukum lese-majeste), mengajukan permintaannya di Pengadilan Pidana di Jalan Ratchadaphisek pada Kamis (6 Maret). Jika pengadilan menyetujui permintaannya, ia akan diminta untuk membayar uang jaminan dan mematuhi prosedur hukum sebelum bepergian.
Namun, setelah sidang, pengadilan memutuskan pada pukul 3 sore bahwa tidak ada cukup alasan untuk mengizinkan Thaksin meninggalkan negara itu.
Pada bulan Januari, pengadilan telah memberinya izin untuk bepergian ke Malaysia guna menghadiri sebuah pertemuan, dengan syarat membayar uang jaminan sebesar 5 juta baht dan komitmen untuk melaporkan diri dalam waktu tiga hari.
Pada bulan Februari, ia diizinkan menghadiri pertemuan ASEAN di Brunei pada tanggal 18-19 Februari tetapi ditolak izinnya untuk mengunjungi Vietnam dan Kamboja.
Thaksin telah ditunjuk sebagai penasihat informal Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sebagai persiapan untuk kepemimpinan Malaysia di ASEAN pada tahun 2025. Pengumuman tersebut dibuat pada tanggal 16 Desember 2024, selama konferensi pers di Putrajaya, di mana Anwar didampingi oleh Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, putri Thaksin.
Anwar menyatakan bahwa pengalaman Thaksin yang luas sebagai negarawan akan memberikan wawasan yang berharga untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan ASEAN.
Thaksin yang tetap menjadi tokoh politik utama meskipun pernah diasingkan dan menghadapi tantangan hukum di masa lalu, kembali ke Thailand pada tahun 2023 setelah bertahun-tahun berada di luar negeri. Pengangkatannya sebagai penasihat dipandang sebagai langkah strategis, khususnya dalam menangani masalah-masalah regional yang kompleks seperti krisis Myanmar yang sedang berlangsung, yang tetap menjadi tantangan kritis bagi ASEAN. TheNation