Pariwisata Thailand Rugi Rp180 Miliar Akibat Kebakaran Hutan

Sebagian besar kebakaran hutan disebabkan oleh ulah manusia sehingga menimbulkan kerugian lingkungan dan ekonomi yang signifikan.

Kebakaran hutan di Thailand berdampak buruk terhadap perekonomian. Pendapatan pariwisata tahunan turun dari 2 miliar baht menjadi 1,6 miliar baht. Departemen Taman Nasional, Satwa Liar dan Konservasi Tumbuhan (DNP) segera menerapkan rencana pencegahan untuk mengatasi masalah ini.

Direktur Balai Taman Nasional DNP, Chaiwat Limlikit-aksorn mengungkapkan sebagian besar kebakaran hutan disebabkan oleh ulah manusia sehingga menimbulkan kerugian lingkungan dan ekonomi yang signifikan.

Wilayah utara mengalami penurunan jumlah wisatawan yang signifikan selama seringnya terjadi kebakaran. Meskipun targetnya adalah menghasilkan 2 miliar baht dari pariwisata tahun ini, pendapatan sebenarnya tidak mencapai 1,6 miliar baht.

Chaiwat menekankan perlunya tindakan segera untuk mengelola dampak kebakaran hutan dan kabut asap yang sedang berlangsung, khususnya di Mae Hong Son dan Chiang Mai. Provinsi-provinsi ini sering melaporkan adanya titik api yang tinggi, yang menyebabkan berkurangnya jarak pandang dan mempengaruhi penerbangan ke Bandara Mae Hong Son.

Akibatnya, wisatawan menghadapi gangguan dalam rencana perjalanan mereka. Pada pertengahan bulan Maret, Chiang Mai menduduki peringkat kota paling tercemar secara global berdasarkan kualitas udara, dengan rata-rata indeks kualitas udara (AQI) sebesar 200. Tingkat polusi yang tinggi ini berdampak langsung pada pariwisata dan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

Kebakaran hutan juga berdampak buruk pada sumber daya alam, menghancurkan komunitas tumbuhan, dan struktur hutan, serta menghancurkan habitat satwa liar.

Tahun ini, dampak pemanasan global sangat nyata, dengan meningkatnya kekeringan dan perubahan iklim yang berdampak pada banyak taman nasional laut di wilayah selatan, yang mengakibatkan pemutihan karang yang parah. Wilayah utara mengalami masalah kebakaran hutan dan kabut asap, yang berdampak signifikan terhadap pariwisata di kawasan konservasi.

Chaiwat menyatakan, upaya penyelesaian dampak kebakaran hutan dan kabut asap terhadap sumber daya alam dan pariwisata memerlukan kolaborasi semua sektor, baik pemerintah maupun masyarakat.

Ia menyatakan bahwa melindungi hutan dan sumber daya alam sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem, kesehatan masyarakat, dan mitigasi dampak ekonomi. Penyusunan rencana dan tindakan jangka pendek dan jangka panjang sangat penting untuk menyelesaikan permasalahan ini secara berkelanjutan.

Pendekatan proaktif DNP mencakup pelibatan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan perlindungan dan keseimbangan ekosistem. Kesehatan masyarakat dan stabilitas ekonomi juga menjadi prioritas dalam inisiatif ini.

Meskipun ada tantangan yang mendesak, fokusnya tetap pada menciptakan solusi berkelanjutan untuk mencegah dan mengelola kebakaran hutan dan konsekuensinya, lapor KhaoSod.

Share: