Para Tokoh Islam Filipina Kecam Bom ISIS di Gereja Jolo

Para pemimpin agama Islam Filipina mengutuk pengeboman di Gereja  Katedral di Pulau Jolo, Provinsi Sulu yang terjadi pada Ahad (27/1). 

Aksi pengeboman tersebut menyebabkan sedikitnya 20 orang tewas dan 112 lainnya terluka.

Ketua Organisasi Dewan Imam Filipina, Aleem Said Ahmad Basher,  menyampaikan ucapan duka dari komunitas Muslim di negara itu atas aksi  serangan tersebut. 

Dia menganggap aksi pemboman di  rumah ibadah adalah aksi tak manusiawi. Sejauh ini, Negara Islam atau  ISIS mengklaim bertanggung jawab atas aksi tersebut.

“Kami  mengutuk keras kekejaman yang tidak manusiawi ini, karena sifatnya yang  biadab dan yang dilarang dalam Islam,” kata Basher dilansir di The Manila Times, Selasa (29/1).

Dia  menegaskan aksi pemboman tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Sebab,  tindakan tersebut hanya menghancurkan kehidupan dan ketenangan  masyarakat yang damai.

Pemimpin Umpan Ahlul di  Filipina, Imam Kamil Unda, menganggap aksi pemboman adalah tindakan  biadab dan dikutuk dalam Islam. Dalam  Alquran, rumah ibadah apapun  harus dilindungi. 

"Berdasarkan Alquran (22:40), rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan Kristen harus dilindungi,” ujar Unda.

Dia  menegaskan nabi dalam Islam sebagai utusan Allah SWT melarang keras  pembunuhan terhadap warga sipil, anak-anak, wanita, dan orang tua saat  perang.

Baik Front Pembebasan Islam Moro (MILF) maupun Front Pembebasan Nasional Moro-Fraksi Jikiri mengutuk aksi pemboman itu. 

Ketua  MILF Al-Haj Murad Ebrahim menyatakan MILF selalu bergabung dengan  kelompok cinta damai yang mengutuk keras aksi pemboman itu.

Ebrahim  menyatakan MILF berkomitmen membantu mengumpulkan informasi yang  mengidentifikasi dan menangkap dugaan pelaku aksi pemboman di gereja. 

“Kami  sangat bersedia berkoordinasi dengan sektor keamanan dan pejabat  pemerintah daerah Sulu dalam penyelidikan tindakan terorisme ini,” kata  dia.

Ketua faksi Front Pembebasan Nasional Moro  (MNLF), Yusop H Jikiri  turut mengutuk aksi pemboman yang menghilangkan  banyak nyawa. Sebab, aksi tersebut menyebabkan rasa sakit dan  penderitaan bagi sejumlah jemaat gereja.

Jikiri menyatakan Fraksi MNLF bergabung dengan MILF dalam mengejar perdamaian  di Filipina selatan melalui pembingkaian Bangsamoro Basic Law (BBL). BBL ditetapkan oleh Kongres ke dalam Undang-Undang Organik Bangsamoro  (BOL).

Wakil Gubernur, Haroun Alrashid A Lucman,  dari Daerah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM) percaya para pelaku memiliki  motif politik yang tidak ada hubungannya dengan masalah-masalah lokal. 

“Agama  tidak pernah menjadi masalah di Sulu. Orang-orang Kristen di provinsi itu hidup baik dengan Tausug selama berabad-abad,” ujar Lucman. (republika)

Share: