4 nelayan Thailand yang ditangkap tahun lalu tidak termasuk di antara mereka.
Chiang Rai, Suarathailand- Empat awak kapal penangkap ikan dari Thailand yang ditahan pada akhir November oleh tentara Myanmar karena diduga menyerbu perairan Myanmar tidak termasuk di antara 151 tahanan Thailand yang dibebaskan pada hari Sabtu.
Ke-151 warga Thailand dipulangkan kembali ke Thailand melalui jembatan persahabatan kedua Thailand-Myanmar di Chiang Rai Sabtu sore, kata Pol Gen Thatchai Pitaneelabutr, Inspektur Jenderal Senior Kepolisian Kerajaan Thailand dan Direktur Satgas Siber Kepolisian (PCT).
"Kami telah berkoordinasi dengan otoritas Myanmar untuk penerbangan darurat guna membawa 151 warga negara Thailand kembali ke rumah untuk membantu para korban dan memperluas upaya untuk menangkap geng perjudian daring dan penipuan pusat panggilan," katanya.
Pol Gen Thatchai dan polisi senior lainnya pada hari Sabtu melakukan perjalanan ke jembatan persahabatan kedua Thailand-Myanmar di distrik Mae Sai, Chiang Rai untuk menunggu kedatangan para tahanan Thailand.
Menyusul kesepakatan dengan otoritas Myanmar untuk memulangkan warga negara Thailand, Pol Gen Thatchai mengatakan, ia ditugaskan oleh Pol Gen Kittharath Punpetch, Komisaris Jenderal Kepolisian Kerajaan Thailand, untuk mengawasi kasus ini.
Setibanya di Thailand, 151 warga negara Thailand akan menjalani proses penyaringan untuk menentukan siapa saja korban yang tertipu dalam operasi tersebut dan siapa saja anggota aktif geng perjudian daring atau penipuan pusat panggilan.
Polisi Thailand memiliki catatan tentang orang-orang yang terlibat dalam jaringan kriminal ini, beberapa di antaranya secara keliru mengaku sebagai korban untuk menghindari penuntutan.
Thatchai telah menginstruksikan petugas dari PCT dan otoritas negara untuk menyelidiki dan mengadili semua yang terlibat.
Para tahanan Thailand tersebut termasuk di antara sekitar 180 tahanan asing di Myanmar yang dibebaskan dalam amnesti tahunan negara tetangga tersebut untuk menandai hari kemerdekaannya, menurut laporan media Myanmar.
Secara total, 5.864 tahanan dibebaskan pada hari Sabtu, Jenderal Zaw Min Tun dari Myanmar mengatakan kepada media lokal, menambahkan dari jumlah ini, 600 adalah politisi Myanmar dan 180 adalah orang asing.
Dan dari 180 tahanan asing yang dibebaskan, sebagian besar adalah warga negara Thailand dan Indonesia yang telah ditangkap baik di kota Tachileik di Myanmar karena terlibat dengan perjudian daring ilegal atau di tempat lain karena penangkapan ikan ilegal di perairan Myanmar, Jenderal Zaw Min Tun mengatakan.
Tahanan-tahanan ini telah menjalani hukuman mereka selama beberapa waktu sebelum dibebaskan, kata media Myanmar.
Namun, sang jenderal tidak menyebutkan empat awak kapal Thailand di kapal pukat nelayan Thailand yang ditahan oleh tentara Myanmar di laut provinsi selatan provinsi Ranong tahun lalu.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Thailand Phumtham Wechayachai mengatakan kepada media bahwa keempat nelayan Thailand akan dibebaskan pada tanggal 4 Januari.
Jaminannya juga diikuti oleh pernyataan penuh harapan pada tanggal 19 Desember oleh Menteri Luar Negeri Maris Sangiampongsa yang mengatakan bahwa ia berharap pembebasan keempat warga Thailand akan segera terjadi.
Sebelumnya, Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra juga mengisyaratkan kabar baik tentang pembebasan empat warga negara Thailand yang diantisipasi akan terjadi sesaat setelah Tahun Baru.
Keempatnya ditangkap setelah serangan bersenjata terhadap 15 kapal nelayan di lepas pantai Ranong pada 30 November oleh kapal patroli Myanmar.
Selama serangan itu, seorang anggota awak kapal nelayan melompat ke laut dan tewas.
Juru bicara pemerintah Thailand Jirayu Houngsub pada hari Sabtu menolak berkomentar tentang masalah tersebut, sementara Tn. Phumtham tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Tidak jelas apakah mereka masih dapat mengharapkan pembebasan awal Tahun Baru bagi keempatnya.
Perkembangan hari Sabtu mendorong Nipit Intarasombat, mantan anggota parlemen Demokrat dari Phatthalung, untuk mengulangi pertanyaannya kepada pemerintah tentang serangan kekerasan terhadap para nelayan tersebut.
Ia bertanya apakah benar para nelayan Thailand telah menyerbu wilayah maritim Myanmar sebelum mereka ditahan dan apakah bantuan hukum oleh pemerintah Thailand telah diberikan kepada keempat nelayan tersebut.