Militer Thailand Kembali Kecam Kamboja Atas Serangan Ranjau Darat di Perbatasan

Seorang tentara Thailand terluka parah akibat ranjau darat, dan tentara menuduh Kamboja melanggar gencatan senjata dan konvensi internasional.


Bangkok, Suarathailand- Tentara Kerajaan Thailand mengecam Kamboja atas serangkaian serangan ranjau darat terhadap tentara Thailand, menyebut tindakan tersebut sebagai "hambatan utama" bagi perundingan damai bilateral yang sedang berlangsung.

Pada hari Rabu, tentara mengonfirmasi bahwa Prajurit Adisorn Pomklang dari Batalyon Infanteri ke-1 terluka parah setelah menginjak ranjau darat anti-personel yang diduga ditanam oleh pasukan Kamboja.

Insiden tersebut terjadi di wilayah Thailand dekat kuil Ta Kwai di provinsi Surin, yang mengakibatkan tentara tersebut kehilangan kaki kanan bawahnya.

Insiden ini menandai insiden keenam dan yang ketiga sejak perjanjian gencatan senjata bersama dibuat antara kedua negara.

Juru bicara Tentara Thailand, Mayor Jenderal Winthai Suvaree, menyatakan bahwa insiden tersebut memperjelas bahwa Kamboja terus melanggar perjanjian gencatan senjata dan kewajibannya berdasarkan Konvensi Ottawa, yang melarang penggunaan ranjau darat anti-personel.

"Penanaman ranjau darat yang disengaja untuk menargetkan personel kami merupakan tindakan yang disengaja dengan niat jahat," ujar Mayor Jenderal Winthai di Markas Besar Angkatan Darat. 

"Insiden yang berulang di wilayah perbatasan ini mencerminkan perilaku permusuhan dan berkelanjutan Kamboja yang mengancam pihak kami dan melanggar integritas teritorial Thailand, yang bertentangan dengan perjanjian gencatan senjata yang dicapai pada pertemuan GBC baru-baru ini."

Angkatan Darat meyakini bahwa penggunaan ranjau darat telah direncanakan secara sistematis di sepanjang perbatasan untuk secara sengaja melukai pasukan Thailand, mengingat insiden terbaru terjadi di dalam zona operasi Thailand.

Mayor Jenderal Winthai menambahkan tindakan tersebut merupakan hambatan signifikan bagi upaya kedua negara untuk meredakan ketegangan melalui mekanisme bilateral terkini.

Share: