Militer Thailand Bantah Siksa Tentara Kamboja, Sebut Diperlakukan Sesuai Hukum

Juru bicara menyambut baik kehadiran pengamat internasional, mengatakan tentara yang ditahan diperlakukan sesuai hukum.


Bangkok, Suarathailand- Tentara Kerajaan Thailand (TNA) membantah keras tuduhan Kamboja bahwa tentara Kamboja yang ditahan oleh otoritas Thailand diperlakukan dengan buruk, dengan mengatakan bahwa mereka mematuhi hukum internasional terkait semua aspek penahanan tentara tersebut.

Tuduhan penyiksaan tersebut tidak berdasar dan merupakan bagian dari upaya disinformasi yang sedang berlangsung oleh pihak Kamboja, ujar Mayor Jenderal Winthai Suvaree, juru bicara militer, pada hari Sabtu.

Mayor Jenderal Winthai mengatakan meskipun tentara Kamboja ditemukan di wilayah Thailand setelah gencatan senjata diumumkan, situasi di sepanjang perbatasan tetap tidak stabil dan konflik bersenjata belum berakhir secara resmi.

Oleh karena itu, berdasarkan hukum internasional, penahanan militer terhadap kombatan musuh masih diperbolehkan dan dilakukan sesuai dengan Konvensi Jenewa, ujarnya.

TNI siap mengundang organisasi internasional, seperti Komite Palang Merah Internasional (ICRC), untuk memeriksa kondisi kehidupan tentara Kamboja yang ditahan. Inisiatif ini sejalan dengan Konvensi Jenewa dan menunjukkan komitmen Thailand terhadap transparansi, ujar Mayor Jenderal Winthai.

“Kami sepenuhnya menyadari bahwa pihak Kamboja mungkin berupaya memanfaatkan masalah ini untuk merusak kredibilitas militer Thailand,” ujarnya.

“Oleh karena itu, perwakilan dari UNHCR dan ICRC dipersilakan untuk meminta akses melalui jalur hukum sebagaimana diatur dalam hukum internasional.”

Pada hari Jumat, militer Thailand memulangkan dua tentara Kamboja dari kelompok yang terdiri dari 20 orang, menjelang pertemuan penting di Malaysia minggu depan di mana para menteri pertahanan dan komandan militer akan mengadakan pembicaraan yang bertujuan untuk mengamankan gencatan senjata di sepanjang perbatasan mereka yang disengketakan.

Region Angkatan Darat ke-2 melaporkan pada Jumat pagi bahwa mereka sedang berkoordinasi dengan unit keamanan dan polisi imigrasi di Provinsi Surin untuk memulangkan dua tentara Kamboja, yang ditahan setelah ditemukan terdampar di wilayah Thailand menyusul pertempuran kecil antara 24 dan 29 Juli.

Sersan Mayor Mom Ritti ditemukan dengan lengan patah dan luka robek di pinggul kanannya. Letnan Dua Ang Uang dilaporkan menunjukkan gejala gangguan mental akibat pertempuran.

Keduanya menerima perawatan medis dasar, termasuk penilaian spesialis untuk letnan dua, kata militer.

Share: