Makhluk ini dijuluki penggerek lubang jarum atau kumbang Lan adalah makanan lezat di Thailand Selatan.
Thailand Selatan, Suarathailand- Dalam perubahan tren kuliner yang sensasional, ulat sagu yang akan berubah jadi kumbang ini siap untuk mendunia. Secara ilmiah kumbang ini dikenal sebagai Rhynchophorus ferrugineus Oliver. Makhluk ini dijuluki penggerek lubang jarum atau kumbang Lan adalah makanan lezat di Thailand Selatan.
Serangga yang dapat dimakan menjadi perbincangan di provinsi selatan Thailand, tempat kumbang sagu dibudidayakan secara massal. Dikemas dengan asam lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda yang sehat, kumbang ini menggeliat masuk ke piring konsumen lokal dan internasional. Mengganti steak Anda dengan camilan berkaki enam ini bisa menjadi tiket Anda menuju kesehatan yang lebih baik.
Dan bukan hanya jangkrik yang mencuri perhatian. Larva kumbang sagu muncul sebagai hal besar berikutnya dalam ekspor serangga. Mudah dibudidayakan, cepat tumbuh, dan perawatannya mudah, kumbang ini adalah masa depan camilan berkelanjutan. Ditambah lagi, larva mereka yang gemuk laku keras di pasaran, mereka adalah tambang emas ekonomi.
Ulata sagu dewasa, berukuran 2,2 hingga 3,5 sentimeter, menonjol dengan sayap berujung cokelat dan toraks yang berwarna cerah. Kepala mereka dihiasi moncong panjang dan mulut penggigit, membuat mereka tampak seperti sesuatu dari film fiksi ilmiah. Namun, jangan terkecoh dengan penampilan mereka yang mengerikan, serangga ini adalah bisnis yang menguntungkan.
Di Thailand, satu kilogram kumbang yang dapat dikunyah ini, yang berisi sekitar 200 serangga, dijual seharga 200-250 baht. Harga kepompongnya bahkan lebih tinggi, yaitu 250-300 baht per kilogram. Dan beritanya semakin baik: kumbang sagu kini telah diberi lampu hijau untuk ekspor internasional oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand.
Negara-negara seperti Italia, Inggris, Jerman, Australia, Meksiko, dan negara-negara Uni Eropa lainnya menyambut ulat yang dapat dimakan ini dengan tangan terbuka, lapor Sanook.
Yang lebih hebatnya lagi, kumbang ini dapat diolah menjadi makanan kalengan yang lezat, sehingga cocok untuk diekspor. Jadi, bersiaplah, dunia—kumbang sagu akan tetap ada, menjanjikan kerenyahan yang bergizi dan berkelanjutan untuk khazanah kuliner Anda.
Baik penggemar serangga maupun pejuang ekologi sama-sama bersemangat saat kumbang sagu melangkah ke panggung global, membuktikan bahwa keberlanjutan tidak pernah terasa seenak ini.