Koridor Tiongkok-Laos-Thailand Hubungkan Jalur dan Masa Depan Tiga Negara



Jalan kerja sama baru dapat dijalin melalui peningkatan konektivitas transportasi yang menciptakan peluang ekonomi bagi Tiongkok dan Asia Tenggara, ujar para pembicara dalam sebuah pertemuan di Thailand pada hari Selasa.

"Konektivitas transportasi, khususnya sistem perkeretaapian, merupakan koridor ekonomi strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ketahanan regional, dan memperdalam integrasi antarnegara di Subkawasan Mekong Raya," ujar Suriyan Vichitlekarn, direktur eksekutif Mekong Institute, yang didirikan oleh enam negara subkawasan — Kamboja, Tiongkok, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.

Berbicara pada Konferensi tentang Logistik dan Promosi Pariwisata di Sepanjang Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos-Thailand, yang diselenggarakan di kota Khon Kaen di timur laut Thailand, Suriyan mengatakan logistik dan pariwisata, beserta industri kreatif, kesehatan, dan wisata medis, akan mendapatkan manfaat dari koridor ini.

"Efisiensi logistik merupakan lompatan nyata bagi fasilitasi perdagangan lintas batas. Perkeretaapian menghadirkan berbagai kemungkinan menarik untuk merevitalisasi pariwisata regional. Perkeretaapian mengkatalisasi peluang ekonomi inklusif, khususnya untuk pariwisata berbasis budaya dan komunitas," ujar Suriyan.

Diselenggarakan oleh Mekong Institute, konferensi ini diselenggarakan bersama oleh Konsulat Jenderal Tiongkok di Khon Kaen dan Kantor Urusan Luar Negeri Provinsi Yunnan, Tiongkok. Lebih dari 300 peserta hadir, termasuk pejabat pemerintah, akademisi, dan perwakilan industri dari Tiongkok, Laos, Thailand, dan negara-negara regional lainnya.

"Praktik kerja sama Perkeretaapian Tiongkok-Laos-Thailand merupakan contoh nyata dari saling menguntungkan dan saling menguntungkan antara Tiongkok dan negara-negara tetangganya," ujar Liu Hongmei, Konsul Jenderal Tiongkok di Khon Kaen. "Konferensi ini menyediakan mekanisme untuk menjamin perkeretaapian dapat sepenuhnya memanfaatkan manfaatnya."

Dengan efisiensi logistik yang lebih baik dan kolaborasi pariwisata yang lebih mendalam ke depannya, perkeretaapian tidak hanya akan berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi regional tetapi juga sebagai jembatan yang mempertemukan masyarakat di seluruh kawasan, ujarnya.

Jakkaphon Tangsutthitham, Wakil Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand, mengatakan bahwa jalur kereta api ini lebih dari sekadar penghubung fisik — jalur ini juga berfungsi sebagai gerbang strategis yang menghubungkan Tiongkok dengan Asia Tenggara. Jalur ini akan menjadi penggerak utama bagi industri pariwisata yang menghubungkan destinasi budaya, alam, dan kreatif di seluruh kawasan.

"Namun, infrastruktur saja tidak cukup," ujarnya, menekankan perlunya koordinasi lintas batas. Selain merampingkan penyeberangan perbatasan dan meningkatkan proses bea cukai dan imigrasi, "kita juga harus melibatkan dan memberdayakan masyarakat lokal sebagai pemangku kepentingan di sepanjang jalur kereta api untuk meningkatkan layanan dan menciptakan lebih banyak daya tarik wisata," ujarnya.

Jakkaphon menegaskan kembali komitmen pemerintah Thailand untuk memperkuat kerja sama dengan Tiongkok dan negara-negara tetangga di bidang pariwisata dan logistik.

Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos-Thailand, dengan beberapa jalur di Thailand yang masih dalam tahap pembangunan, akan menghubungkan Bangkok dengan Yunnan melalui Laos, tempat jalur kereta api berkecepatan tinggi telah beroperasi. Tahap kedua proyek di Thailand diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2030.

"Dengan perluasan koridor kereta api ini menuju Thailand dan sekitarnya, kami melihat peluang yang lebih besar untuk konektivitas regional yang lancar, menghubungkan perekonomian kami dengan peluang yang lebih besar dengan negara-negara yang terlibat dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan," kata Daochinda Siharath, direktur pelaksana Otoritas Kereta Api Nasional Laos.

Industri seperti pertanian, perdagangan, dan pariwisata akan diuntungkan dari peningkatan konektivitas ini, menghadirkan pengalaman yang lebih baik bagi konsumen dan pendapatan yang lebih tinggi bagi penyedia layanan — situasi yang saling menguntungkan bagi keduanya, kata Daochinda.

"Hal ini juga membantu mendorong pertukaran budaya dan mendorong saling pengertian antarmanusia," ujarnya. "Bersama-sama, kita dapat menjadikan koridor ini salah satu rute perjalanan paling menarik di Asia."

Untuk mempercepat pembangunan dan kerja sama, Suriyan dari Mekong Institute menekankan perlunya mengadopsi inovasi digital dan praktik keberlanjutan. "Menekankan sistem logistik cerdas dan perangkat digital seperti inovasi, data besar, dan platform pariwisata cerdas dapat mentransformasi operasional, meningkatkan pengalaman wisatawan, dan mendorong efisiensi — sekaligus mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan dan tangguh," ujarnya. China Daily

Share: