Kereta Peluru Siap Hadir di Thailand


Setelah bertahun-tahun mengalami keterlambatan dan drama perdebatan, beberapa kereta peluru siap hadir di Thailand. Satu projek pembangunan infrastruktur  untuk kereta ini sekarang sedang dibangun, sedang yang lainnya sudah  disetujui dan lainnya lagi masih dalam pertimbangan.    

“Ini  akan menjadi sebuah perubahan besar bagi Thailand,” kata Thanet Sorat,  Komite Senat Thailand bidang penasehat transportasi, seperti dikutip  dari edition.cnn.com, Senin, 18 November 2019. 

Menurut  Sorat pihaknya berharap bisa melihat kereta ramping itu menjelajahi  wilayah Thailand dengan kecepatan 155 mph dalam tempo lima tahun ke  depan. Proyek kereta peluru Thailand ini akan menggunakan teknologi asal  Cina. Kendati Thailand menolak tawaran pinjaman dari Cina, proyek ini  dianggap bagian dari program jalur sutera modern atau BRI, yakni sebuah  program yang ditujukan untuk mengkoneksikan antara Cina dan kawasan Asia  melalui infrastruktur transportasi baru. 

Rencananya, proyek  stasiun kereta peluru pertama Thailand akan dibuka pada 2021 untuk  menggantikan stasiun kereta Hualamphong yang sudah berusia 103 tahun.  Sebuah stasiun kereta pusat transit terbesar di kota Bang Sue akan  dibangun untuk melayani para penumpang yang akan menggunakan kereta  peluru dan jalur kereta lainnya.   

Sedangkan kereta peluru ini di proyeksi akan mulai melayani penumpang  pada tahun 2024 dengan jarak tempuh 137 mile atau 220 kilometer  menghubungkan Bandara U-Tapao dan kota Pattaya di Provinsi Rayong.

Menyusul pembangunan infrastruktur kereta peluru ini, pemerintah  Thailand berencana memindahkan sekitar 10 persen penerbangannya dari Ibu  Kota Bangkok ke Bandara U-Tapao. Bandara U-Tapao sendiri juga akan  direnovasi agar melonggarkan kemacetan dijalan menuju Bandara  Suvarnabhumi dan distrik Don Mueang di Bangkok, Thailand. 

Charoen  Pokphand Group (CP) di Thailand dan China Railway Construction Corp  akan menggelontorkan uang investasi sebesar 224 miliar bath atau sekitar  Rp 104 triliun dengan imbalan sejumlah konsesi real estat dan izin yang  berlaku selama 50 tahun untuk mengoperasikan jalur kereta peluru tersebut. (tempo.co)

Share: