Penurunan ini disebabkan oleh persaingan yang semakin ketat dari para pesaing regional, terutama Tiongkok, Jepang, dan Vietnam, yang gencar mempromosikan sektor pariwisata mereka sendiri.
Bangkok, Suarathailand- Kunjungan wisatawan mancanegara Thailand turun 6% dalam tujuh bulan pertama tahun 2025, dengan penurunan pendapatan pariwisata internasional sebesar 4,22%.
Penurunan ini disebabkan oleh persaingan yang semakin ketat dari para pesaing regional, terutama Tiongkok, Jepang, dan Vietnam, yang gencar mempromosikan sektor pariwisata mereka sendiri.
Jepang telah melampaui Thailand dalam jumlah wisatawan, menyambut 21,5 juta wisatawan dalam enam bulan pertama tahun 2025, dibantu oleh pelemahan yen dan infrastruktur yang unggul.
Tiongkok disorot sebagai sumber wisatawan terbesar Thailand sekaligus pesaing paling signifikannya, karena berinvestasi besar-besaran untuk menarik wisatawan internasional.
Kunjungan wisatawan mancanegara Thailand turun 6% dalam tujuh bulan pertama tahun 2025, dengan kerajaan tersebut menyambut 19,29 juta wisatawan internasional dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut data yang dirilis oleh Kementerian Pariwisata dan Olahraga.
Penurunan ini terjadi ketika para pesaing regional—terutama Tiongkok, Jepang, dan Vietnam—meningkatkan upaya mereka untuk merebut pasar pariwisata yang menguntungkan, dengan beberapa negara memposisikan pariwisata sebagai landasan strategi pemulihan ekonomi mereka.
Jepang Melampaui Thailand dalam Jumlah Wisatawan
Sebagai perbandingan yang mencolok, Jepang menyambut 21,5 juta wisatawan mancanegara hanya dalam enam bulan pertama tahun 2025, menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 21% dari tahun ke tahun.
Angka ini secara signifikan melampaui total kunjungan wisatawan Thailand selama enam bulan terakhir yang mencapai 16,69 juta, menyoroti meningkatnya tekanan persaingan di kawasan tersebut.
Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO) melaporkan bahwa Korea Selatan menduduki peringkat teratas pengunjung Jepang dengan 4,78 juta wisatawan, diikuti oleh Tiongkok dengan 4,72 juta wisatawan—peningkatan yang luar biasa sebesar 53,5%.
Bangkok Post melaporkan Thailand berada di peringkat keenam di antara negara-negara yang mengunjungi Jepang, dengan 680.500 wisatawan Thailand yang melakukan perjalanan, naik 10,1% dari tahun sebelumnya.
Tiongkok Kembali ke Posisi Puncak
Tiongkok kembali merebut posisinya sebagai pasar asal wisatawan terbesar Thailand, mengungguli Malaysia dengan selisih tipis. Total kunjungan wisatawan Tiongkok mencapai 2,69 juta selama periode tujuh bulan, sementara Malaysia mencatat 2,66 juta wisatawan.
10 pasar asal wisatawan teratas Thailand adalah: Tiongkok (2,69 juta), Malaysia (2,66 juta), India (1,37 juta), Rusia (1,12 juta), Korea Selatan (902.000), Inggris (643.000), Amerika Serikat (632.000), Taiwan (585.000), Jepang (584.000), dan Laos (562.000).
Meskipun menghasilkan pendapatan sebesar 895,16 miliar baht dari pariwisata internasional selama periode tujuh bulan, angka ini menunjukkan penurunan sebesar 4,22% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024.
Persaingan Regional yang Meningkat
Thapanee Kiatphaibool, Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand (TAT), mengakui semakin ketatnya persaingan dari destinasi-destinasi regional.
"Tiongkok telah menjadi pelanggan terbesar sekaligus pesaing paling signifikan kami," ujarnya. "Banyak negara di seluruh dunia mengalokasikan sumber daya yang substansial untuk menarik wisatawan Tiongkok, sementara Tiongkok sendiri berinvestasi besar-besaran untuk menarik wisatawan internasional."
Keunggulan kompetitif Jepang meliputi infrastruktur pariwisata yang unggul, jaringan transportasi yang nyaman, dan pelemahan yen yang membuat destinasi tersebut lebih terjangkau bagi wisatawan internasional.
Sementara itu, Vietnam menghadirkan tantangan yang semakin berat dengan citranya yang baru, infrastruktur yang berkembang, dan struktur biaya yang kompetitif di bidang perdagangan, investasi, tenaga kerja, dan perpajakan.
Pariwisata Domestik Tangguh Meski Terhambat Ekonomi
Pariwisata domestik telah menunjukkan ketahanannya, dengan penduduk Thailand melakukan 100,23 juta perjalanan domestik selama enam bulan pertama tahun 2025—peningkatan sebesar 2,49% meskipun anggaran rumah tangga terbatas dan tingkat utang yang tinggi.
Menteri Pariwisata dan Olahraga Sorawong Thienthong menyoroti hal ini sebagai indikator positif pemulihan berkelanjutan dalam pariwisata domestik.
"Meskipun terdapat kendala dari kondisi ekonomi akar rumput, masyarakat Thailand tetap bepergian secara konsisten," ujarnya.
Kementerian memproyeksikan pendapatan pariwisata domestik sebesar 1,1 triliun baht untuk tahun 2025, berdasarkan perkiraan 205 juta perjalanan domestik.