Seseorang yang mengikuti ajaran Islam dengan benar adalah orang yang welas asih terhadap sesama manusia, tidak merugikan orang lain.
Suarathailand- Islam adalah agama yang cinta damai. Ajarannya menekankan kehidupan yang damai, jujur, dan berbudi luhur. Islam tidak mengajarkan manusia untuk menciptakan kekacauan atau menimbulkan masalah bagi orang lain, baik di tingkat individu, keluarga, maupun masyarakat.
Jika kita sungguh-sungguh mempelajari ajaran Islam, kita akan menemukan Islam adalah cara hidup yang menjunjung tinggi kebaikan, kemurahan hati, dan tanggung jawab sosial yang sejati.
Prinsip-prinsip Islam menekankan hidup damai dengan sesama. Seorang Muslim yang baik adalah seseorang yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip agama, termasuk keyakinan, praktik keagamaan, dan perilaku sosial.
Seseorang yang mengikuti ajaran Islam dengan benar adalah orang yang welas asih terhadap sesama manusia, tidak merugikan orang lain, dan siap membantu mereka yang membutuhkan, baik yang seagama maupun yang berbeda.
Allah Swt telah berfirman dalam Al-Qur'an, "Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal." (Surat Al-Hujurat 49:13)
Ayat ini dengan jelas menunjukkan Islam mendorong umat manusia untuk saling mengenal, memahami, dan hidup berdampingan secara damai, terlepas dari perbedaan agama, etnis, atau budaya. Inilah prinsip multikulturalisme yang ditetapkan dengan jelas oleh Islam.
Agama adalah pedoman moral, bukan senjata politik atau kekerasan. Jika setiap orang sungguh-sungguh berpegang teguh pada ajaran agamanya, tanpa menindas orang lain, menghargai perbedaan, dan tetap berada dalam batasan moral, perdamaian dalam masyarakat dapat tercapai. Seperti kata pepatah, "Agamanya adalah agamanya, dan agama kita adalah agamaku." Saling menghormati keyakinan adalah fondasi perdamaian dalam masyarakat yang beragam.
Di wilayah perbatasan selatan, terutama di tiga provinsi perbatasan selatan (Yala, Pattani, dan Narathiwat), wilayah ini merupakan wilayah yang istimewa, karena merupakan masyarakat yang benar-benar multikultural. Umat Muslim, Buddha, dan berbagai kelompok etnis telah hidup berdampingan sejak lama.
Keindahan kehidupan di Thailand Selatan ini terletak pada kesepahaman, koeksistensi, dan rasa saling peduli, yang dianggap sebagai berkah bagi masyarakat di daerah tersebut.
Bergandengan tangan untuk menciptakan perdamaian dan melindungi negara.
Namun, masih ada oknum-oknum yang ingin memecah belah, memanfaatkan agama sebagai alat politik, atau menimbulkan kerusuhan di daerah tersebut. Hal-hal seperti ini bukanlah Islam yang sejati.
Jika kita tidak ingin kekerasan terjadi di masyarakat, kita harus bekerja sama dan tidak membiarkan aparat pemerintah menanggung beban sendirian. Seluruh warga negara harus berpartisipasi. Baik dalam memantau, menjaga, melaporkan, maupun memberikan informasi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, karena perdamaian adalah dambaan kita semua.
Pada akhirnya, jika kita semua—apa pun agama, ras, atau budaya kita—menjunjung tinggi prinsip-prinsip moralitas, saling menghormati, dan bekerja sama dengan tulus, saya yakin kita akan mampu menciptakan masyarakat yang damai, aman, dan sejahtera secara berkelanjutan, sebagaimana Islam mengajarkan kita untuk menjadi pembawa damai, bukan pencipta konflik.