"G-7 harus menghentikan retorika sepihaknya dan menangani sumber eskalasi yang sebenarnya yakni agresi Israel."
Teheran, Suarathailand- Iran menuduh negara-negara Kelompok Tujuh (G-7) pada 17 Juni berpihak pada Israel dalam seruannya untuk "de-eskalasi" dalam konflik mereka yang semakin memanas, yang kini telah memasuki hari kelima.
"G-7 harus menghentikan retorika sepihaknya dan menangani sumber eskalasi yang sebenarnya – agresi Israel," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baqaei.
"Israel telah melancarkan perang agresi yang tidak beralasan terhadap Iran... yang melanggar... Piagam PBB," tambah juru bicara itu.
"Ratusan orang tak berdosa telah terbunuh, fasilitas publik dan negara serta rumah-rumah rakyat dihancurkan secara brutal.
"Iran membela diri terhadap agresi yang kejam. Apakah Iran benar-benar punya pilihan lain?" tanyanya.
Pada pertemuan puncak G-7 di Kanada pada 16 Juni, para pemimpin termasuk Presiden AS Donald Trump menyerukan "de-eskalasi" konflik, sambil menekankan Israel memiliki hak untuk membela diri.
Dalam pernyataan penutup, para pemimpin G-7 mengatakan mereka berkomitmen untuk "perdamaian dan stabilitas" di Timur Tengah.
"Kami menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri. Kami menegaskan kembali dukungan kami untuk keamanan Israel," kata pernyataan itu.
"Iran adalah sumber utama ketidakstabilan dan teror regional," katanya.
"Kami secara konsisten menegaskan bahwa Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir.
"Kami mendesak agar penyelesaian krisis Iran mengarah pada de-eskalasi permusuhan yang lebih luas di Timur Tengah," pernyataan G-7 menambahkan. AFP