AFP meminta empat chatbot AI -- termasuk ChatGPT milik OpenAI dan Grok milik miliarder Elon Musk -- untuk mendapatkan wawasan tentang calon terdepan, dengan hasil yang beragam.
AI, Suarathailand- Kecerdasan Buatan (AI) ikut meramalkan hasil dari proses yang terkenal rahasia dan tidak terduga di mana para kardinal Katolik memilih paus baru.
Meninggalnya Paus Fransiskus pada tanggal 21 April memicu masa berkabung di Gereja Katolik, tetapi juga memulai perlombaan untuk penggantinya. Semua orang mulai dari orang dalam Vatikan hingga bandar taruhan berebut untuk menebak siapa yang akan menjadi penggantinya.
AFP meminta empat chatbot AI -- termasuk ChatGPT milik OpenAI dan Grok milik miliarder Elon Musk -- untuk mendapatkan wawasan tentang calon terdepan, dengan hasil yang beragam.
Grok dan Gemini milik Google mengatakan pesaing utama mereka adalah Kardinal Italia Pietro Parolin, orang nomor dua Vatikan selama hampir seluruh masa kepausan Fransiskus.
"Berdasarkan analisis terkini dan diskusi terkemuka, Kardinal Pietro Parolin muncul sebagai pesaing kuat," kata Gemini.
Tetapi juga mencantumkan sekitar delapan orang lainnya -- termasuk pilihan utama ChatGPT.
"Jika saya harus membuat prediksi berdasarkan tren terkini, pengaruh, dan arah yang diambil Gereja di bawah Paus Fransiskus, Kardinal Luis Antonio Tagle menonjol sebagai kandidat yang paling mungkin," kata ChatGPT dari Open AI.
Tagle adalah calon terdepan di Asia untuk jabatan paus dan seperti Fransiskus, dipandang sebagai pendukung utama bagi kaum miskin, migran, dan orang-orang terpinggirkan.
Namun, ada satu kesamaan dalam respons chatbot yang menonjol.
Masing-masing menekankan bahwa hampir mustahil untuk meramalkan hasilnya.
"Penting untuk dipahami bahwa meskipun AI dapat menganalisis data dan mengidentifikasi pola, memprediksi Paus berikutnya melibatkan faktor-faktor yang melampaui analisis data," kata Gemini.
Ini termasuk sikap teologis para kardinal, usia, pengalaman, dan kerahasiaan seputar pemungutan suara.
ChatGPT menjelaskan bahwa tebakannya "bukan prediksi dalam arti bola kristal", tetapi lebih merupakan "semacam 'inilah yang mungkin dipertimbangkan para kardinal'".
Sementara itu, perusahaan Prancis Mistral AI sama sekali menolak untuk ikut campur dalam permainan tebak-tebakan.
"Saya tidak memiliki kemampuan untuk memprediksi atau berspekulasi tentang siapa Paus berikutnya," katanya.
Mistral memang memberikan satu saran: "Untuk informasi yang paling akurat dan terkini, saya sarankan untuk mengikuti sumber berita yang dapat dipercaya."