Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mendorong peran lebih aktif ASEAN di kawasan Indo-Pasifik. Ia juga menegaskan penyelesaian konsep ASEAN mengenai arsitektur regional Indo-Pasifik sesuai dengan prinsip dan ruang lingkup kerja sama yang telah disampaikan Indonesia.
"Indonesia menyambut baik kontribusi dan masukan anggota ASEAN yang telah memperkaya konsep Indo-Pasifik ASEAN. Di tengah dinamika kawasan, konsep kerja sama Indo-Pasifik ASEAN akan mengukuhkan sentralitas ASEAN dalam berkontribusi bagi stabilitas dan kesejahteraan kawasan secara berkelanjutan," kata Retno Marsudi dalam pertemuan ASEAN Foreign Ministers Retreat (AMM Retreat) di Chiang Mai, Thailand pada Jumat (18/1), dikutip Antara hari Sabtu (19/1).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu 2019 mengajak negara-negara anggota ASEAN dan mitranya untuk bersama Indonesia mengembangkan konsep kerja sama Indo-Pasifik.
Konsep kerja sama Indo-Pasifik versi Indonesia sudah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan East Asia Summit pada November 2018 di Singapura. Jokowi menjelaskan bahwa Samudera Pasifik dan Samudera Hindia sebagai Single Geo-Strategic Theatre.
“Kita perlu menjaga agar Samudera Hindia - Samudera Pasifik tetap damai dan aman. Tidak dijadikan ajang perebutan sumber daya alam, pertikaian wilayah dan supremasi maritim dan sebagai pusat jalur perdagangan dunia,” tutur Presiden Jokowi, dilansir situs kantor staf Presiden (KSP) November lalu.
Dalam pandangan Presiden Jokowi, pengembangan kerja sama “Indo-Pasifik” penting menekankan pada beberapa prinsip, yaitu: kerja sama, dan penghormatan terhadap hukum internasional. Pengembangan kerja sama “Indo-Pasifik” dilakukan melalui penebalan kerja sama antara negara peserta EAS, dan ke depan, penting untuk meningkatkan kerja sama dengan mitra lain di Samudera Hindia.