Kapal sela mini akan memperkuat kedaulatan maritim negara dan mendukung TNI AL mencapai keunggulan regional di laut.
> Kapal sela mini mampu membawa 18 torpedo dan rudal.
> Panjang kapal selam ini 72 m dan akan dibuat di Indonesia.
> Indonesia sebelumnya sudah memesan 42 jet tempur Rafale.
Indonesia dilaporkan telah memesan dua kapal selam serang Scorpene dari Angkatan Laut Perancis. Pembelian dua kapal selam ini bagian dari perjanjian kerja sama pertahanan yang ditandatangani Jakarta dengan Paris pada 2021.
TNI AL Indonesia menandatangani kontrak pembelian dua kapal selam "Scorpene" yang dibuat oleh perusahaan kapal milik pemerintah Prancis, Naval Group. Naval Group menyatakan dua kapal selam berukuran panjang 72 m itu akan dibuat di Indonesia.
Tidak disebutkan berapa nilai kontrak pembelian dua kapal selam istimewa tersebut. Indonesia sebelumnya sudah memesan 42 jet tempur Rafale buatan Dassault AM.PA pada tahun 2021.
"Selain kapal selam scorpene diesel-listrik yang mampu membawa 18 torpedo dan rudal, Indonesia juga telah memesan 42 jet tempur Rafale senilai total USD8,1 miliar. Kapal ini dapat bertahan secara mandiri di bawah air selama 12 hari. Rencananya kapal selam ini akan dibangun di galangan kapal PT PAL di Indonesia," tulis laporan France24, Selasa (2/4).
Di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Asia-Pasifik, Indonesia telah menandatangani beberapa perjanjian dengan perusahaan pertahanan Perancis dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Naval Group akan mentransfer pengetahuan teknologinya sementara manajemen, operasi dan pemeliharaan akan dilakukan oleh orang Indonesia. Perjanjian tersebut akan menciptakan ribuan lapangan kerja jangka panjang dan berketerampilan tinggi.
Kapal-kapal tersebut akan memperkuat kedaulatan maritim negara dan mendukung TNI Angkatan Laut dalam mencapai keunggulan regional di laut.
Kemitraan pertahanan yang lebih luas antara Perancis dan Indonesia adalah bagian dari apa yang Paris pandang sebagai tanggapannya di kawasan Indo-Pasifik terhadap aliansi strategis baru antara Amerika Serikat, Inggris dan Australia yang disebut AUKUS, yang dibentuk pada tahun 2021.