Satu lagi tentara Thailand harus kehilangan kaki akibat ranjau darat di perbatasan Thailand di area Kuil Ta Kwai. Surin.
Surin, Suarathailand- Letnan Jenderal Boonsin Padklang, Panglima Angkatan Darat ke-2, mengecam Kamboja atas pelanggaran gencatan senjata dan Konvensi Ottawa setelah seorang tentara Thailand kehilangan kakinya akibat ledakan ranjau darat pada hari Rabu.
Ledakan tersebut terjadi sekitar pukul 15.45 ketika Prajurit Adisorn Pomklang dari Batalyon Infanteri ke-1, Resimen Infanteri ke-23, menginjak ranjau darat saat bertugas di area Kuil Ta Kwai, Distrik Phanom Dong Rak, Provinsi Surin.
Tentara tersebut mengalami cedera parah, kehilangan sebagian kaki kanan bawahnya. Unit-unit lokal segera memberikan bantuan dan memindahkannya untuk menerima perawatan medis.
Boonsin menyatakan Bukit 350, dekat Kuil Ta Kwai, merupakan wilayah yang dijaga ketat oleh pasukan Kamboja dan dikelilingi oleh ranjau darat.
Saat berpatroli, tentara Thailand tidak dapat mendeteksi ranjau tersebut dengan peralatan standar, karena terbuat dari plastik, ujarnya.
Boonsin menduga ranjau-ranjau tersebut baru saja dipasang. Militer Thailand telah mengajukan protes resmi kepada Kamboja dan sedang mempersiapkan tanggapan militer lebih lanjut, tambahnya.
Enam tentara Thailand kehilangan kaki setelah menginjak ranjau darat Kamboja
Sejak eskalasi kerusuhan perbatasan antara Thailand dan Kamboja pada akhir Juli 2025, Thailand telah kehilangan 16 personel militer. Selain itu, enam tentara terluka akibat ranjau darat yang ditanam oleh Kamboja, dengan informasi terbaru hari ini.
Semua insiden ini memberikan bukti nyata bahwa Kamboja telah melanggar perjanjian gencatan senjata dan tidak menghormati hukum humaniter internasional, khususnya Konvensi Ottawa, yang melarang penggunaan dan penempatan ranjau darat anti-personel.
Daftar enam tentara Thailand yang terluka akibat ranjau darat Kamboja:
16 Juli
Prajurit Thanapat Huiwan, dari Kompi Infanteri 6021, menginjak ranjau darat saat berpatroli di wilayah Chong Bok di Ubon Ratchathani. Ia menderita luka parah dan kehilangan kaki kirinya.
23 Juli
Sersan Mayor Satu Phichitchai Bunchula, dari unit patroli Resimen Infantri ke-14, menginjak ranjau darat di daerah Huay Bon, Chong An Ma, distrik Nam Yuen, Ubon Ratchathani. Ia kehilangan kaki kanannya.
28 Juli
Letnan Muda Kiatwong Sathaworn dari Batalyon Perang Khusus ke-2, Resimen Perang Khusus ke-2, kehilangan kaki kanannya setelah menginjak ranjau darat saat memimpin tim operasi khusus untuk membersihkan daerah dekat Kuil Ta Kwai.
9 Agustus
Sersan Mayor Satu Thani Phaha, dari Kompi Infantri 111, menginjak ranjau darat saat berpatroli keamanan di sepanjang perbatasan di daerah antara Ban Don Ao dan Ban Krissana, provinsi Si Sa Ket. Ia menderita luka parah pada pergelangan kaki kiri dan tungkai bawah.
12 Agustus
Sersan Theeraphon Piakanti, dari Kompi Infanteri 2610, menginjak ranjau darat saat berpatroli di perbatasan Thailand-Kamboja di dekat Kuil Ta Muen Thom, sekitar 1 kilometer dari kuil, dan mengalami luka serius pada pergelangan kaki kirinya.
27 Agustus
Prajurit Adisorn Pomklang, dari Batalyon Infanteri 1, Resimen Infanteri ke-23, menginjak ranjau darat saat bertugas di area Kuil Ta Kwai. Ia menderita luka parah, yang mengakibatkan kaki kanan bawahnya diamputasi.