Hamas mengingin jaminan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza serta gencatan senjata permanen.
AS, Suarathailand- Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas bisa saja tercapai pekan depan, menyusul respons "positif" dari kelompok perlawanan Palestina itu terhadap usulan AS, menurut laporan media.
"Kesepakatan gencatan senjata di Gaza bisa saja terjadi pekan depan," kata Trump kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One.
Namun, dia mengaku belum menerima laporan terbaru mengenai status perundingan tersebut, menurut laporan Arab News.
Hamas mengaku telah menyampaikan "respons positifnya" kepada mediator dari Mesir dan Qatar. Mereka juga menyatakan "sepenuhnya siap" untuk segera memulai perundingan tentang pelaksanaan gencatan senjata itu.
Seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa kelompoknya menginginkan jaminan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza serta gencatan senjata permanen.
Trump dikabarkan telah menjanjikan bahwa gencatan senjata selama 60 hari itu bisa diperpanjang jika diperlukan.
Di tengah upaya mencapai kesepakatan di antara kedua pihak yang bertikai, kekerasan bersenjata di Gaza masih terus berlangsung.
Sedikitnya 20 warga Palestina tewas pada Jumat saat berusaha mendapatkan bantuan, menurut pejabat di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
PBB mengatakan 613 warga Palestina terbunuh saat mencari makanan dalam sebulan terakhir.
Serangan udara Israel di kawasan Muwasi, Gaza, juga menewaskan 15 orang, termasuk delapan perempuan dan satu anak, menurut laporan rumah sakit setempat. Militer Israel mengatakan sedang menyelidiki insiden tersebut.
Perang di Jalur Gaza meletus pada 7 Oktober 2023, ketika para petempur Hamas menyerang Israel, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 lainnya.
Di lain pihak, otoritas kesehatan Gaza mencatat lebih dari 57.000 warga Palestina telah tewas oleh serangan-serangan Israel.
Meski masyarakat internasional menyerukan gencatan senjata, Israel terus melanjutkan perang genosida mereka di Gaza.