Di Indonesia, Film Thailand Ini Kalahkan Film Korea Exhuma

Film ini menceritakan M, seorang pemuda yang pindah untuk merawat neneknya yang sakit parah dengan harapan mendapatkan warisan dari sang nenek.

Ketika membuat film ‘How To Make Millions’, sutradara Thailand Pat Boonnitipat memiliki tujuan sederhana: menyelesaikan film ini tepat pada waktunya untuk ditonton oleh neneknya.

Awalnya, film ini dimaksudkan untuk mendukung bisnis cermin dan pembuatan kaca keluarganya. Namun, kesuksesan film ini telah melambungkan Pat menjadi sorotan.

Sejak penayangan perdananya pada tanggal 4 April di Thailand, film ini telah mendominasi box office domestik, menghasilkan 334 juta baht. Ini telah menjadi film Thailand paling sukses di Singapura dan Malaysia. Di Indonesia, film ini memperoleh 3,5 juta penonton, melampaui film horor Korea Exhuma yang menjadi film Asia tersukses sepanjang masa di negara ini.

Secara global, film ini telah meraup 1 miliar baht dengan 10 juta pengunjung. Film ini dirilis di Taiwan pada 21 Juni dan akan ditampilkan di Festival Film Asia New York mulai 12 Juli.

Film ini menceritakan M, seorang pemuda yang pindah untuk merawat neneknya yang sakit parah dengan harapan mendapatkan warisan dari sang nenek. Film ini dibintangi oleh penyanyi-aktor populer Putthipong Assaratanakul sebagai M, dan Usha Seamkhum, seorang aktris yang relatif baru, sebagai nenek.

Pat, terinspirasi oleh sutradara legendaris seperti Apichatpong Weerasethakul dan Akira Kurosawa, membuat perubahan signifikan pada naskah aslinya, mengubah genrenya menjadi narasi yang lebih emosional dan menambahkan karakter untuk mencerminkan dinamika multi-generasi.

Untuk menangkap esensi film secara autentik, Pat tinggal bersama neneknya yang berusia 92 tahun, dan mengambil inspirasi dari interaksi mereka.

“Kami menghabiskan banyak waktu bersama, dan saya menanyakan banyak pertanyaan tentang kehidupan dan pemikirannya.”

Terlepas dari kecurigaan awalnya, dia akhirnya memahami niatnya untuk menghormatinya melalui karyanya. Sebagai reaksi yang meremehkan terhadap film yang telah selesai, nenek Pat mengatakan hal berikut:

“Itu hanya film biasa. Hidupku jauh lebih keras dari ini.”

Film ini telah memicu gelombang reaksi emosional di TikTok, sehingga Pat dapat melihat secara langsung tanggapan tulus dari penonton.

“Orang-orang menggunakan film ini untuk membicarakan kehidupan mereka, yang mengajari saya banyak hal tentang dampak psikologisnya.”

Awalnya berencana untuk kembali ke bisnis keluarganya setelah rilis, Pat kini mendapati dirinya berada di dunia baru kesuksesan sinematik, didorong oleh tema universal yang disukai penonton di seluruh dunia, lapor Yahoo News.

“Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa film tersebut menyembuhkan hati mereka dan keluarga mereka.”

Share: