Kematian seorang wanita setelah cuti sakitnya ditolak memicu kegemparan di dunia maya.
Samut Prakan, Suarathailand- Kematian pekerja pabrik perempuan di Samut Prakan setelah cuti sakitnya ditolak memicu kecaman luas dan menyerukan penyelidikan terhadap keselamatan kerja dan hak-hak karyawan.
Kematian seorang karyawan perempuan di sebuah perusahaan tak dikenal di Samut Prakan telah memicu kemarahan setelah terungkap bahwa cuti sakitnya ditolak.
Karyawan yang meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit di Pak Nam ini sempat bercerita kepada temannya tentang sulitnya mengambil cuti sakit karena sebelumnya ia absen. Percakapan di aplikasi Line ini dibagikan di halaman Facebook bernama E-Sor Khayee Khao (berita menghancurkan E-Sor) pada hari Senin.
Postingan tersebut dengan cepat menjadi viral, dan sebagian besar netizen menyalahkan bosnya karena tidak mengizinkan wanita tersebut mengambil cuti sakit. Namun, beberapa orang berpendapat bahwa kematian tersebut mungkin disebabkan oleh kegagalan rumah sakit dalam menangani gejalanya.
Sementara itu, orang tua perempuan tersebut mengatakan kepada Nation TV bahwa mereka akan membawa jenazah putri mereka kembali ke rumah mereka di distrik Khiri Mat di Sukhothai untuk dikremasi.
Sang ayah, Amarin, 55 tahun, mengatakan putrinya meninggal karena radang usus besar, dan menambahkan bahwa dia bekerja keras untuk menghidupi keluarganya.
Ia mengaku mengetahui putrinya bekerja di pabrik di Kawasan Industri Bangpoo, namun tidak tahu yang mana.
Rungsan Wongboonnak, wakil kepala Kantor Kesehatan Masyarakat Samut Prakan, mengatakan kasus ini akan diselidiki dan informasi lebih lanjut tentang perawatan pasien akan dicari dari rumah sakit.
Pattanachat Chumthong, kepala Departemen Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Kerja Samut Prakan, mengatakan karyawan diperbolehkan mengambil cuti sakit hingga 30 hari per tahun. Ia menambahkan, pemberi kerja dapat meminta surat keterangan dokter jika cuti sakit melebihi tiga hari.
Sementara itu, Kantiha Sribuachum, pengawas Kantor Jaminan Sosial Samut Prakan, mengatakan kerabat tersebut dapat meminta pembayaran satu kali sebesar 50.000 baht untuk menutupi biaya pemakaman dan juga meminta kontribusinya pada skema jaminan sosial.
Dia menambahkan pihak berwenang akan menyelidiki apakah karyawan tersebut meninggal karena kegagalan perawatan di rumah sakit atau karena dia tidak diberi waktu istirahat untuk mencari perawatan tepat waktu.