ASEAN Serius Tanggulangi Terorisme

Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu menegaskan ASEAN serius mengatasi ancaman radikalisme, ektrimisme, dan terorisme dengan meningkatkan koordinasi dan strategi di semua tingkat pemerintahan bersama masyarakat sipil, antarnegara-negara ASEAN.

"Pola kerja sama antara Indonesia, Filipina dan Malaysia dalam menangani terorisme merupakan cerminan kita serius mengatasi ancaman terorisme. Pola ini menjadi perhatian dunia, dan model ini dapat diterapkan di negara lain," katanya dalam pertemuan trilateral dengan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana dan Menteri Pertahanan Malaysia Mohammad Bin Sabu, di Manila, Jumat (14/9).

Pada pertemuan yang berlangsung di Markas Angkatan Bersenjata Filipina tersebut, Indonesia mengusulkan adanya latihan bersama angkatan darat untuk melengkapi kerja sama yang telah dilakukan oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara untuk mengatasi aksi terorisme di wilayah perbatasan tiga negara yakni Indonesia, Filipina dan Malaysia.

Pertemuan ketiga negara sepakat untuk memberikan perhatian serius pada akar persoalan terorisme, termasuk upaya mengatasinya antara lain melawan narasi ekstrimisme melalui pendidikan, keterlibatan masyarakat serta memberikan dukungan bagi terorisme.

Ketiga negara sepakat mempromosikan program deradikalisasi, rehabilitasi dan reintegrasi sebagai bagian dari langkah-langkah komprehensif melawan terorisme, dan melindungi kelompok rentan terutama perempuan, anak-anak dan kaum muda dari pengaruh terorisme.

"Kami telah memiliki program deradikalisasi, termasuk program bela negara yang menyentuh seluruh komponen bangsa termasuk kaum muda, pelajar untuk menghindarkan mereka dari paham terorisme," tutur Menhan Ryamizard.

Hal senada diungkapkan Menhan Malaysia Mohammad Bin Sabu yang mengatakan, terpenting adalah mengalahkan paham radikal yang dianut para teroris, termasuk kesalahan memahami makna jihad.

"Terorisme adalah ancaman nyata yang dihadapi ASEAN, maka kita perlu bekerja sama mengatasinya, di berbagai tingkatan, baik militer maupun masyarakat sipil," ucapnya.

Sementara Menhan Filipina Delfin Lorenzana menegaskan kerja sama yang telah dilakukan antara tiga negara menjadi landasan kuat untuk mengatasi beragam ancaman keamanan di kawasan, termasuk ancaman radikalisme dan terorisme.

"Apa yang terjadi di Marawi beberapa waktu lalu, menjadi gambaran bahwa ancaman itu nyata dan kuat," ujarnya.

Beberapa waktu lalu, dengan memanfaatkan konflik bersenjata di Filipina

SASEAN SERIUS ATASI TERORISME Oleh Rini Utami

Manila, 14/9 (Antara) - Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu menegaskan
ASEAN serius mengatasi ancaman radikalisme, ektrimisme dan terorisme dengan
meningkatkan koordinasi dan strategi di semua tingkat pemerintahan bersama
masyarakat sipil, antarnegara-negara ASEAN.
"Pola kerja sama antara Indonesia, Filipina dan Malaysia dalam menangani
terorisme merupakan cerminan kita serius mengatasi ancaman terorisme. Pola
ini menjadi perhatian dunia, dan model ini dapat diterapkan di negara
lain," katanya, dalam pertemuan trilateral dengan Menteri Pertahanan
Filipina Delfin Lorenzana dan Menteri Pertahanan Malaysia Mohammad Bin
Sabu, di Manila, Jumat.
Pada pertemuan yang berlangsung di Markas Angkatan Bersenjata Filipina
tersebut, Indonesia mengusulkan adanya latihan bersama angkatan darat,
untuk melengkapi kerja sama yang telah dilakukan oleh Angkatan Laut dan
Angkatan Udara untuk mengatasi aksi terorisme di wilayah perbatasan tiga
negara yakni Indonesia, Filipina dan Malaysia.
Pertemuan ketiga negara sepakat untuk memberikan perhatian serius pada akar
persoalan terorisme, termasuk upaya mengatasinya antara lain melawan narasi
ekstrimisme melalui pendidikan, keterlibatan masyarakat serta memberikan
dukungan bagi terorisme.
Ketiga negara sepakat mempromosikan program deradikalisasi, rehabilitasi
dan reintegrasi sebagai bagian dari langkah-langkah komprehensif melawan
terorisme, dan melindungi kelompok rentan terutama perempuan, anak-anak dan
kaum muda dari pengaruh terorisme.
"Kami telah memiliki program deradikalisasi, termasuk program bela negara
yang menyentuh seluruh komponen bangsa termasuk kaum muda, pelajar untuk
menghindarkan mereka dari paham terorisme," tutur Menhan Ryamizard.
Hal senada diungkapkan Menhan Malaysia Mohammad Bin Sabu yang mengatakan,
terpenting adalah mengalahkan paham radikal yang dianut para teroris,
termasuk kesalahan memahami makna jihad.
"Terorisme adalah ancaman nyata yang dihadapi ASEAN, maka kita perlu
bekerja sama mengatasinya, di berbagai tingkatan, baik militer maupun
masyarakat sipil," ucapnya.
Sementara Menhan Filipina Delfin Lorenzana menegaskan kerja sama yang telah
dilakukan antara tiga negara menjadi landasan kuat untuk mengatasi beragam
ancaman keamanan di kawasan, termasuk ancaman radikalisme dan terorisme.
"Apa yang terjadi di Marawi beberapa waktu lalu, menjadi gambaran bahwa
ancaman itu nyata dan kuat," ujarnya.
Beberapa waktu lalu, dengan memanfaatkan konflik bersenjata di Filipina
Selatan, kelomppok militan yang menyatakan setia pada Negara Islam di Irak
dan Suriah (NIIS) mencoba menancapkan panji mereka di Asia Tenggara.elatan, kelomppok militan yang menyatakan setia pada Negara Islam di Irak

dan Suriah (NIIS) mencoba menancapkan panji mereka di Asia Tenggara.

Share: