AS akan kirim pasukan ke Jepang dan Filipina bila Taiwan dalam kondisi terancam Tiongkok.
Jepang, Suarathailand- Amerika Serikat sedang menyusun rencana darurat untuk pengerahan militer di Jepang dan Filipina jika terjadi keadaan darurat di Taiwan, kantor berita Jepang Kyodo melaporkan.
Mereka akan dimasukkan dalam rencana operasi gabungan pertama yang akan dirumuskan pada bulan Desember, Kyodo melaporkan pada Minggu malam (24 November).

Resimen Marinir AS yang memiliki HIMARS (Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi) peluncur ganda akan dikerahkan di sepanjang rangkaian pulau Nansei Jepang yang membentang dari Kyushu hingga Yonaguni di dekat Taiwan, kata Kyodo.
Sejak tahap awal, jika kontingensi Taiwan menjadi sangat mendesak, pangkalan sementara akan didirikan di pulau-pulau berpenghuni berdasarkan pedoman militer AS untuk mengirim marinir dalam formasi kecil ke beberapa lokasi, tambah laporan itu.
Militer Jepang diharapkan terutama terlibat dalam dukungan logistik untuk unit marinir, termasuk memasok bahan bakar dan amunisi, katanya.
Kyodo menambahkan bahwa Angkatan Darat AS akan mengerahkan unit tembakan jarak jauh Satgas Multi-Domain di Filipina.
Kementerian Pertahanan Jepang dan Filipina tidak segera memberikan komentar. Kedutaan Besar AS di Manila juga menolak berkomentar.
Ketika ditanya tentang laporan tersebut pada hari Senin, Kementerian Luar Negeri Beijing mengatakan bahwa Taiwan adalah "bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah Tiongkok".
"Tiongkok dengan tegas menentang negara-negara terkait yang menggunakan masalah Taiwan sebagai alasan untuk memperkuat pengerahan militer regional, memicu ketegangan dan konfrontasi, serta merusak perdamaian dan stabilitas regional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning.
Tiongkok sedang membangun kapasitas militernya sambil meningkatkan tekanan pada Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.
Washington telah memperkuat aliansi di kawasan tersebut, sambil membuat Beijing marah dengan pengerahan kapal dan jet tempur secara berkala di Selat Taiwan dan Laut Cina Selatan. AFP




