24 Dokter Palestina yang Ditahan Israel dalam Kondisi Mengkhawatirkan

Pusat Advokasi Tahanan Palestina mendesak WHO dan PBB segera turun tangan dan memastikan pembebasan para dokter Palestina dari penjara-penjara Israel.


Gaza, Suarathailand- 24 dokter asal Jalur Gaza Palestina masih ditahan Israel dan dalam kondisi sangat memprihatinkan, demikian disampaikan Pusat Advokasi Tahanan Palestina dalam pernyataan pada Minggu, 3 Agustus.

Kelompok hak asasi tersebut menuduh Israel melakukan pelanggaran sistematis dan disengaja terhadap para tenaga medis yang ditahan, yang telah mengakibatkan kematian dua dokter, Adnan al-Barsh dan Iyad al-Rantisi, selama dalam penahanan.

“Ini adalah salah satu bentuk penyiksaan paling brutal dan terencana terhadap tenaga kesehatan yang seharusnya dilindungi di bawah hukum internasional,” ungkap pernyataan lembaga tersebut, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Senin, 4 Agustus 2025.

Pusat Advokasi Tahanan Palestina mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera turun tangan dan memastikan pembebasan para dokter Palestina dari penjara-penjara Israel.

Lembaga itu juga merujuk laporan-laporan dari berbagai badan internasional, termasuk WHO, Physicians for Human Rights, dan Human Rights Watch, yang telah mendokumentasikan adanya praktik penyiksaan, kekerasan fisik, serta tekanan psikologis terhadap tenaga kesehatan Palestina selama masa penahanan.

Menurut data yang diklaim telah diperoleh pusat tersebut, lebih dari 400 dokter, perawat, tenaga administrasi, dan teknisi medis Palestina telah ditangkap oleh Israel sejak Oktober 2023 hingga Juli 2025.

Sebagian dari mereka telah dibebaskan melalui kesepakatan pertukaran tahanan atau dibebaskan di waktu lain, dan sebagian besar tidak pernah didakwa secara resmi.

Share: