200 Ribu Warga Thailand Teken Petisi Akhiri Legalisasi Ganja

Legalisasi ganja mengakibatkan meluasnya penggunaan tanaman ini dan menambah pecandu.

Jaringan pemuda mendorong diakhirinya penggunaan ganja untuk rekreasi, meskipun para pengusaha memohon agar hal-hal tersebut tetap tidak berubah.

Para dokter, akademisi, dan mahasiswa yang dipimpin oleh Jaringan Pemuda Melawan Ganja (YNAC) mengirimkan surat kepada PM yang mendukung langkahnya untuk memasukkan kembali ganja sebagai narkotika dan hanya mengizinkannya untuk penggunaan medis.

Surat tersebut, ditujukan kepada PM Srettha Thavisin dan ditandatangani oleh 207.977 orang, diterima pada hari Selasa di Gedung Pemerintah oleh Somkid Cheukhong, wakil sekretaris jenderal PM untuk urusan politik.

Seorang perwakilan dari jaringan pemuda mengatakan dekriminalisasi ganja yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya telah memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat Thailand.

Membiarkan makanan dan produk lainnya dibubuhi ganja telah mengakibatkan meluasnya penggunaan tanaman yang mengandung zat psikoaktif tersebut, katanya. Penggunaan ramuan adiktif ini secara terbuka juga mengakibatkan meningkatnya jumlah pecandu, banyak dari mereka kini mencari pengobatan, katanya.

“Pasien-pasien ini pada akhirnya akan menjadi beban sistem layanan kesehatan negara,” katanya. “Oleh karena itu, kami mendukung upaya pemerintah untuk memasukkan kembali ganja sebagai narkotika untuk mencegah penggunaan rekreasional sesegera mungkin.”

Perwakilan tersebut mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan oleh YNAC, hanya 15% masyarakat Thailand yang menentang kriminalisasi ganja. Dia tidak merinci jumlah responden yang dicakup dalam survei tersebut.

Sementara itu, Somkid mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa kelompok yang menentang rekriminalisasi ganja telah mengirimkan surat kepada pemerintah yang mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan kembali. Surat tersebut menyebutkan dampak pencatatan kembali ganja terhadap investor dan produsen produk terkait ganja.

“PM telah memerintahkan instansi terkait untuk mendengarkan pendapat semua pihak, sementara pemerintah akan membentuk satuan tugas untuk mempertimbangkan secara hati-hati prosedur hukum terkait,” ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat bersabar karena banyak hal yang perlu diperhatikan.

Ganja dilegalkan di Thailand pada tanggal 9 Juni 2022, meskipun merokok di tempat umum dan penjualannya kepada anak-anak dan wanita hamil dilarang. Namun, ambiguitas mengenai syarat dan batasan kepemilikan telah menjadi bahan perdebatan.

Share: